Seperti halnya umur, psikoseksual juga memiliki tahap perkembangan. Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh perkembangan psikoseksualnya. Setiap tahap memiliki ciri khas dan kecenderungan masing-masing. Pribadi yang sehat dan utuh adalah mereka yang melewati setiap tahap dengan baik. Akan timbul ganguan atau kecenderungan yang kurang baik dimasa depan jika setiap tahap tersebut tidak dilewati dengan baik.
4. Dimensi Seksualitas
Seksualitas itu positif sejauh hal itu tidak didiskreditkan hanya pada satu makna. Seksualitas terdiri dari enam dimensi yakni dimensi biologis, kognitif, emosi, sosial, moral, dan spritual. Seks hanyalah satu dari enam dimensi yang terdapat dalam seksualitas. Seksualitas sendiri memiliki dimensi teologis, yakni ia berasal dari Allah demi kebaikan manusia. Dengan seksualitas tersebut, manusia dimampukan mengasihi Allah dan sesamanya. Daya tersebut mendorong manusia untuk empati dan memiliki relasi yang hangat dengan sesamanya.
5. Menghadapi Dorongan Seksual
     a. Represi
Menekan perasaan seksual yang ada, seakan-akan tidak terjadi dalam dirinya. Ia diajarkan bahwa dorongan seksual itu adalah buruk sehingga harus ditolak. Cara ini bersifat negatif karena dapat menimbulkan stres, gampang marah, sakit, dan loneliness. Represi menolak keberadaan kita sebagai mahluk yang bersekluas.
    b. Supresi
Memiliki kemiripan dengan Represi, tetapi dengan kesadaran dan pilihan. Supresi sering juga disebut mortifikasi (mematikan) yakni mematikan dorongan seksual demi memperoleh nilai yang lebih tinggi. Kendatipun ia menyadari diri sebagai mahluk berseksual tetapi ia memilih untuk tidak menyalurkannya.
    c. Sublimasi
Sumblimasi adalah upaya untuk mengalihkan dorongan seksual pada tindakan yang positif seperti bekerja, olahraga, bekerja, melukis, bermain musik, membaca, dll. Sublimasi yang sehat akan membawa kita kepada kebaikan.
   d. Gratifikasi, pelampiasan