Mohon tunggu...
Lyfe

Gerakan Pelajar Menulis: Dari Mendidik Diri Hingga Membangun Negeri

21 Juli 2015   15:33 Diperbarui: 21 Juli 2015   15:47 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Siti Sarah Sofyaningrat1

 1 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, INDONESIA.

(E-mail: sitisarahs.11c@gmail.com)

 

 “You write in order to change the world ... if you alter, even by a millimeter, the way people look at reality, then you can change it.” ~ James Baldwin

Menulis ternyata tidak hanya sebuah cara untuk menumpahkan gagasan, namun juga sebuah langkah sederhana dan nyata untuk mengkomunikasikan gagasan tersebut pada dunia.

Berkaitan dengan permasalahan di Indoesia yang begitu kompleks, lantas bagaimana menulis bisa mengubah itu semua? Sejarah telah mencatat begitu banyak karya tulis yang telah mempengaruhi peradaban. Disinilah peran pelajar sebagai ‘penghuni masa depan’ untuk mampu mengembangkan dan mendidik diri mereka sendiri dan menginspirasi negeri dengan menulis karya yang bermoral dan bermanfaat bagi bangsa.

 

Menulis dan Masalah Pendidikan Karakter

 Pendidikan berkarakter menjadi perbincangan hangat dan sorotan utama di Indonesia setelah hasil evaluasi dan realita pendidikan di Indonesia menunjukan bahwa moral pelajar kian merosot. Tawuran antar pelajar, pornografi, hingga pelecehan seksual dan berbagai macam kasus lain yang menunjukan pendidikan Indonesia belum berhasil untuk memperbaiki moral bangsa.

   Adalah sebuah langkah sederhana bagi para pelajar untuk memulai menulis sebagai self-healing bagi para pelajar itu sendiri. Dengan belajar menulis dan menghasilkan karya, seorang pelajar secara otomatis akan lebih rajin membaca untuk memperluas wawasannya, dengan belajar menulis karya yang bermanfaat mereka akan belajar untuk memberikan nilai dan hikmah pada tiap gagasan—baik dalam Essay ilmiah maupun Fiksi—yang mereka tulis, mereka akan belajar untuk memotivasi bahkan menginspirasi orang lain. Dengan itu mereka sebenarnya tengah memotivasi diri mereka sendiri dan membentuk karakter baik mereka sendiri.

 

Menulis dan Efek Domino Solusi Permasalahan Bangsa

 

Sebutlah Jules Verne dengan novel “From Earth to the Moon” yang menginspirasi pembuatan Apollo 11 milik NASA, atau buku “Totto-Chan” oleh Tetsuko Kuroyagi yang memberi sumbangsih bagi pendidikan di Jepang. Sejarah Indonesia pun mencatat “Max Havelaar” oleh Multatuli yang mendorong para kolonial Belanda untuk menggulirkan politik etis, kemudian Kartini dengan “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang mengusung kesetaraan pendidikan bagi perempuan atau sekadar cerpen sederhana “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa yang disebut-sebut sebagai tonggak awal perkembangan sastra Islami yang mencerahkan dan mendidik banyak orang.

Karya-karya tulis tersebut baik ilmiah, narasi, hingga fiksi terbukti telah membuahkan perubahan dan menjadi solusi tersendiri bagi permasalahan bangsa ini. Untuk permasalahan masyarakat yang buta IPTEK, ilmuwan maupun penulis yang berwawasan dapat menulis tulisan tentang IPTEK yang memasyarakat. Untuk permasalahan Budaya dan Kearifan lokal, para penulis dapat mencontoh Andrea Hirata dengan “Laskar Pelangi” yang dapat membawa Belitong ke kancah dunia. Disamping itu bertumpuk-tumpuk tulisan mengenai politik, sosial, kemanusiaan, hingga pendidikan dan yang bermuatan spiritualitas menambah deretan usaha banyak penulis untuk mengubah wajah negeri ini.

  

Gerakan Pelajar Menulis 

Pelajar, baik murid sekolah dasar hingga menengah atas dan mahasiswa, bukan hanya kumpulan manusia yang mengikuti pembelajaran formal disekolah, mereka adalah aset berharga negeri yang merupakan generasi masa depan. Kelanjutan suatu bangsa ditentukan oleh pelajar-pelajar ini kelak memimpin negeri.  

Indonesia kini adalah Negara berkembang dengan kondisi pendidikan, politik, pengelolaan SDA hingga IPTEK yang masih tergolong tertinggal dari Negara-negara maju di belahan dunia lain. Ternyata salah satu faktor yang mempengaruhi adalah minat baca juga jumlah buku yang terbit pertahun dari setiap Negara. Dalam Wikipedia, berdasarkan UNESCO disebutkan bahwa Amerika Serikat sebagai Negara maju menempati urutan pertama dengan 292,014 buah buku yang terbit per tahun pada 2011, sedangkan Indonesia berada pada peringkat ke-18 dengan 24.000 buku pada 2009, dan berada dibawah Jepang (ke-7) dan India (ke-5) di sesama Negara Asia. Hal tersebut bisa menjadi sebuah gambaran akan sejarah peradaban dunia yang menunjukan bahwa Negara dan bangsa yang maju berkaitan erat dengan aktivitas membaca dan menulis masyarakatnya.

Berangkat dari hal ini dan manfaat menulis yang telah disebutkan, maka sudah sepantasnyalah pelajar sebagai kaum intelektual dan Agent of Change memulai dan menggalakkan suatu gerakan menulis yang berisi karya-karya edukatif, inspiratif, dan kreatif juga bermoral untuk mengubah perwajahan negeri dan membawa Indonesia menuju negeri yang maju dan berkarakter.

Karya tulis di Indonesia yang masih sangat minim publikasi menempatkan Indonesia masih tergolong negara yang belum dapat dikatakan maju. Hal ini merembet pada berbagai macam persoalan bangsa yang belum kunjung usai. Dari mulai sumber daya alam yang dieksploitasi asing, kondisi alam dan iklim yang memprihatinkan, sumber daya manusia yang kurang memahami Ilmu pengetahuan dan Teknologi, hingga moral dan karakter bangsa yang perlu tambal sana sini. Disinilah Pelajar mengambil peran untuk menjadi para pencipta karya dan pencipta perubahan bagi Indonesia dengan sebuah gerakan menulis yang merupakan gerakan intelektual untuk mengubah Indonesia.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Hernowo. (2009) (eds.) Mengikat Makna Update: Membaca dan Menulis yang Memberdayakan. Bandung: Kaifa.

Wibowo, Agus. (2007) ‘Titik-Temu Sastra dan Sains’ Harian Seputar Indonesia (SINDO) 16 Desember.

Wikipedia (2014) Books published per country per year

http://en.wikipedia.org/wiki/Books_published_per_country_per_year [accessed 28/06/2014].

Suputra, Weda (2010) Menulis Merupakan Metode Mendidik Diri http://wedasuputra.blogspot.com/2010/01/menulis-merupakan-metode-mendidik-diri.html [accessed 28/06/2014] 

Utama, Andi (2004) Peran Science Writer Untuk Kemajuan Bangsa http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/news/umum/330-peran-science-writer-untuk-kemajuan-bangsa [accesed 28/06/2014]

Parlikesit, Adi Aditya (2009)   Penulis-penulis yang Mengubah dunia http://netsains.net/2009/07/penulis-penulis-yang-mengubah-dunia/ [accessed 28/06/2014]

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun