Pada zaman dahulu, manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya melalaui jalur darat dengan berjalan kaki hingga menggunakan hewan ternak seperti kuda, keledai, atau unta yang berfungsi untuk membawa barang-barang ketika menempuh perjalanan jauh. Dan jalur perairan dengan menggunakan kapal sederhana untuk bisa menyebrangi sungai dan lautan.
Kemudian dengan berbagai pemikiran, inovasi dan evolusi yang terjadi, moda transportasi yang tersedia mulai beragam. Misalnya ditemukannya mobil dengan mesin berbahan bakar pertama di dunia pada tahun 1886 di Jerman yang menjadi cikal bakal perkembangan teknologi mobil pada masa itu.
Tidak hanya sampai disitu moda transportasi yang tersedia bukan hanya bisa dioperasikan melalui daratan dan lautan saja, tetapi juga udara yaitu dengan ditemukannya pesawat terbang pertama pada tahun 1903. Yang selanjutnya penemuan tersebut menjadi pelopor yang menginisiasi penerbangan komersil untuk masyarakat pada abad ke-20.
Transportasi-transportasi ini juga terus mengalami perubahan dalam hal inovasi teknologi dari masa ke masa untuk bisa menyediakan moda transportasi yang efektif dan efisien bagi masyarakat.Â
Oleh karena itu sejak penemuannya hingga saat ini, transportasi terus mengalami perubahan yang cukup signifikan dan akan terus menerus berubah mengikuti zaman dan kebutuhan.
Indonesia juga memiliki sejarah panjang dalam moda transportasinya. Di mana jauh sebelum era kemerdekaan sama halnya dengan negara lain, Indonesia juga mengalami fase awal yaitu moda transportasi yang sebagian besar menggunakan transportasi air seperti perahu tradisional (perahu layar dan rakit) mengingat negara kita terdiri dari banyak pulau.
Masuk pada masa penjajahan Belanda seolah menjadi sebuah awalan bagi perkembangan moda transportasi di Indonesia. Pada masa ini Indonesia melakukan pembangunan infrastruktur transportasi mulai dari daratan seperti pembangunan jalan dan kereta api, hingga lautan dengan dibangun berbagai pelabuhan.
Selanjutnya setelah kemerdekaan hingga tahun 1990-an, Indonesia mulai serius untuk membangun moda transportasi untuk masyarakat. Terbukti pada era ini transportasi Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dengan semakin banyaknya pembangunan jalan seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, hingga perluasan jaringan kereta api.
Pada akhirnya itu menjadi sebuah awal lembaran baru bagi Indonesia untuk terus bisa mengembangkan moda transportasi yang efisien untuk masyarakat bahkan hingga saat ini.Â
Tidak hanya terus mengembangkan dan memperluas jangkauan moda transportasi yang ada, tetapi juga diiringi dengan peningkatan kualitas layanan agar masyarakat semakin merasa senang dengan transportasi publik.
Saat ini kita mengetahui bagaimana upaya pemerintah agar terus bisa mengembangkan moda transportasi yang ada di Indonesia. salah satunya yaitu inisiasi dalam moda transportasi dengan menggunakan sistem Autonomous Rail Rapid Transit (ART) yang sudah diadopsi di negara-negara seperti China, Australia, dan Malaysia.
Inisiasi ini juga dianggap sebagai solusi efektif dan efisien untuk mengatasi masalah kemacetan di berbagai kota besar di Indonesia. Meskipun saat ini masih dalam tahap pengembangan sebelum diimplemntasi di berbagai kota dan daerah di Indonesia, tentunya ini bisa menjadi opsi yang menarik khususnya bagi kota-kota besar yang mengalami permasalahan kemacetan.
Serta daerah-daerah lainnya yang masih belum memiliki moda transportasi yang memadai yang menyebabkan banyak dari kegiatan masyarakat menjadi terhambat karena permasalahan tersebut. Tetapi pertanyaannya, apakah kita sudah siap?
Mengenal sistem Autonomous Rail Rapid Transit (ART)
Autonomous Rail Rapid Transit (ART) atau yang dikenal sebagai trem otonom merupakan sebuah moda transportasi massal gabungan antara bus, kereta api, dan trem. Moda transportasi ini terbilang cukup unik karena bentuk fisiknya yang menyerupai trem dan kereta api, tetapi tidak memburuhkan lintasan rel untuk media bergeraknya.
Dengan kata lain, moda transportasi ART ini memanfaatkan jalan raya konvensional layaknya kendraan beroda lainnya seperti mobil dan motor. Mesikpun menyerupai trem, ART ini memiliki sistem yang berbeda yaitu dengan menggunakan jalur virtual (semi-otomatis) sebagai pengganti roda dan rel baja.
Sehingga ini yang membuat moda transportasi ini dipastikan memiliki karakteritsik keamanan dan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan trem, sekaligus juga menyederhanakan struktur sistem dan dapat mengurangi biaya sistem.
Sistem ART pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) pada tahun 2017 lalu. Sistem ini dikembangkan untuk menyediakan solusi transportasi massal yang efisien dan fleksibel.Â
Selain sudah diterapkan di China, sistem ini juga sudah diujicobakan di Australia dan Malaysia sebagai solusi potensial untuk masalah transportasi perkotaan.
Jianghua dkk dalam tulisannya yang berjudul "Autonomous-rail Rapid Transit Tram System Architecture Design and Applications" lebih lanjut lagi menjelaskan tentang sistem arsitektur dan pengaplikasiannya pada moda transportasi ART ini.
Prinsip arsitektur dan operasi transportasi ART ini dirancang menjadi dua kategori, yaitu core subsystems dan intelligent core subsystems.
Core subsystems merupakan struktur yang berhubungan dengan sistem kelistrikan, penyimpanan energi yang masing-masing dirancang sesuai dengan standar teknis transportasi kereta api serta memiliki peningkatan perfoma dan keunggulan yang berasal dari Light Rail Transit dan bus listrik.
Sementara intelligent core subsystems akan mencakup sistem transportasi otomatis atau otonom yang mengacu pada teknologi dan perangkat lunak yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi inti tersebut. Penggunaan struktur sistem ini memungkinkan terciptanya transportasi publik yang cerdas seperti kereta namun tanpa adanya hambatan rel baja.
Transportasi ART ini juga mencakup sistem navigasi dan penentuan sisem multi-sumber, serta sistem perlindungan keselamatan, yang dapat memastikan transportasi ini dapat menavigasi secara independen (otomatis) di lingkungan perkotaan yang kompleks.
Â
Apakah kita siap meyongsong mada depan transportasi publik ini?
Inisiasi untuk menyediakan transportasi dengan sistem Autonomous Rail Rapid Transit (ART) sedang dalam tahap pengembangan lebih lanjut di Indonesia. Meskipun moda transportasi ART ini menawarkan berbagai kelebihan untuk mengatasi permasalahan transportasi yang ada di Indonesia, tetapi masih banyak penyesuaian yang perlu dilakukan agar sistem ini dapat berjalan.
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil ITS melalui kegiatan CRAVING (Civil's Learning and Issues Reviewing) mengkaji tentang Autonomous Rail Rapid Transit di Surabaya dan lebih lanjut lagi menjelaskan bahwa salah satu aspek yang patut menjadi perhatian dalam proses perencanaan ART ini adalah tipe dan klasifikasi jalan.
Hal ini dikarenakan sistem transportasi ART ini menggunakan jalan raya pada umumnya dan tidak memiliki trase khusus layaknya Light Rail Transit maupun Mass Rapid Transit. Maka dari itu ART akan menyatu dengan kendaraan-kendaraan lainnya sehingga ART ini patut dipandang seperti kendaraan pada umumnya.
Namun tetap saja ART tersebut harus diperlukan khusus mengingat sistem yang ada pada moda transportasi massal ini yang bersifat autonomous atau otonom.Â
Sehingga sifat otonom ini perlu mendapatkan perhatian khusus sedemikian mungkin agar keamanan pengguna jalan baik pengendara pribadi maupun pengguna moda transportasi ini dapat tetap terjaga.
Oleh karena itu implementasi ART di Indonesia akan bervariasi tergantung pada kondisi kota maupun daerah lainnya. Dalam hal ini menyangkut kualitas dan kondisi jalan mengingat untuk bisa mengoperasikan transportasi massal seperti ART ini, memerlukan jalan yang cukup lebar dan terwawat baik agar bisa beroperasi dengan efisien dan aman.
Karena berhubungan dengan jalan raya pada umumnya, kemudian perlu adanya perhatian dan penyesuaian pada sistem lalu lintas. Di mana setiap kota dan daerah harus bisa mengelola lalu lintasnya dengan baik, termasuk koordinasi lampu lalu lintas dan pemberian prioritas kepada transportasi ART.
Selain itu, karena sistem ini juga akan bersinggungan dengan teknologi kecerdasaan buatan, maka Indonesia perlu memberikan pelatihan kepada sumber daya manusia yang berhubungan dengan transportasi ART ini dengan mengenalkan teknologi baru tersebut agar dapat memastikan sistem dapat berjalan dengan lancar.
Dan terakhir, untuk bisa menyongsong masa depan transportasi publik ini diperlukan dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah serta partisipasi dari masyarakat.Â
Sehingga dalam hal ini kita dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa moda transportasi ART ini dapat berjalan dengan baik dan bisa menyediakan kebutuhan masyarakat akan transportasi publik yang efektif dan efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H