Selain itu yang seharusnya dalam fase slow living ini seseorang bisa memperbaiki dan menikmati hidupnya dengan kegiatan-kegiatan positif, tetapi itu semua berubah ketika banyak orang yang pada akhirnya menjadikan kegiatan slow livingnya sebagai konten dan pada akhirnya berakhir sebagai perlombaan ajang unjuk diri di sosial media.
Semua akan kembali lagi kepada perspektif. Di mana kita bisa memilih untuk melakukan kegiatan yang dapat berdampak pada diri pribadi atau hanya untuk sekedar memenuhi hasrat tren yang ada di lingkungan masyarakat.Â
Namun yang terpenting adalah konsep hidup slow living ternyata layak untuk dicoba dan bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan sosio-ekonomi yang ada di dalam masyarakat saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H