Slow living bisa menjadi solusi atau sebatas tren belaka?
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa slow living ini memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Misalnya Diana dan Eva yang melihat konsep hidup slow living memiliki kaitannya dengan green economy.
Di mana konsep hidup dari slow living yang memperhatikan keseimbangan dan kualitas hidup, dianggap sebagai sebuah hal yang berlawanan dengan pandangan konsumeris pada ilmu ekonomi tradisional. Sehingga slow living dianggap sebagai sebuah gaya hidup yang sustainable dan bisa menjadi solusi dalam krisis ekonomi.
Lebih lanjut lagi Adrian dkk dalam tulisannya yang berjudul "Responsible consumer and lifestyle: Sustainability insights", melihat konsep hidup slow living ini sebagai gaya hidup seorang konsumen yang bertanggung jawab.
Konsep slow living identik dengan konsumsi barang dan jasa yang rasional. Di mana mereka yang menerapkan konsep hidup ini akan lebih bijak dalam menggunakan sumber daya yang ada, lebih sedikit melakukan aktivitas yang dapat merusak lingkungan, dan yang paling penting adalah membangun hubungan interpersonal yang positif antar sesama manusia dan lingkungan.
Oleh karena, dengan mengusung konsep gaya hidup berkelanjutan pada slow living dapat memungkinkan menjadi sebuah inisiasi baru dalam masyarakat untuk menghadapi konsep pembangunan berkelanjutan.Â
Dalam hal ini dengan menciptakan masyarakat yang bertanggung jawab, maka pembangunan berkelanjutan tidak hanya bisa berhasil tetapi dapat menghasilkan dampak jangka panjang yang menjanjikan bagi kehidupan manusia kedepannya.
Namun yang terjadi saat ini, generasi muda melihat konsep hidup slow living sebagai sebuah tren sekaligus "konten" menjanjikan yang bisa dibagikan melalui sosial media. Meskipun masih banyak juga dari mereka yang menerapkan konsep hidup ini untuk bisa "healing" dari hiruk pikuk percepatan dunia.
Allison Grundy dalam tulisannya yang berjudul "slow living: is it a trend or a revolution?" menyoriti dua sisi dari konsep hidup slow living tersebut yaitu dari sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif dari gerakan ini adalah banyak orang yang akhirnya sadar akan pentingnya keseimbangan dalam hidup antara pekerjaan dan kehidupan pribadi agar menjaganya terus berkualitas.
Namun dari sisi negatifnya, saat ini banyak orang yang melakukan tren slow living untuk sebuah "konten" semata yang dibagikan di sosial media. Yang mana seharusnya konsep hidup ini menjauhkan diri dari internet untuk bisa menata hidup yang berkualitas tetapi justru sebaliknya.