Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tesla Akan Bangun Pabrik Baru di India, Indonesia Tersalip Lagi?

24 Juni 2023   17:51 Diperbarui: 26 Juni 2023   00:33 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 

Penyakit ini biasanya dapat dilihat dari penguatan sektor komoditas yang kemudian menekan industri manufaktur. Fenomena ini juga biasanya terjadi ketika perekonomian suatu negara sangat bergantung pada pertumbuhan yang mengandalkan komoditas.

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 

Data diatas menunjukkan bagimana dalam kurun 5 tahun (2018-2022) terakhir proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap PDB Indonesia setiap tahunnya terus mengalami penurunan. 

Nilai ini seharusnya terus mengalami peningkatan, terlebih nilai tambah industri manufaktur berhubungan dengan daya tarik bagi investor asing yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi tempat yang layak untuk pengembangan bisnis selanjutnya.

Bank Dunia telah memperingatkan Indonesia terkait resiko penyakit Belanda ini melalui tiga poin penting. Pertama, ekspor Indonesia masih sangat terkonsentrasi pada industri komoditas. Kedua, tingkat kecanggihan manufaktur Indonesia masih paling rendah diantara negara di Asia Timur. Dan yang terakhir, sumbangan Indonesia dalam ekspor global pun masih stagnan, bahkan lebih rendah dari sesama negara Asia Timur.

Langkah apa yang harus diambil oleh Indonesia?

Dua poin penting agar Indonesia dapat dilirik oleh investor besar dunia adalah biaya ekonomi tinggi dan pertumbuhan sektor manufaktur. Biaya ekonomi tinggi yang berhubungan dengan kebijakan yang rumit sehingga membuat biaya kegiatan bisnis menjadi mahal adalah tugas penting yang Indonesia perlu merubahnya.

Belajar dari India sebagai tempat favorit para investor-investor besar dunia, Indonesia perlu melakukan deregulasi atau menyederhanakan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan investor asing sehingga mereka yang ingin melebarkan sayap bisnisya di Indonesia merasa bahwa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk bisa membuat perusahaannya berkembang pesat.

Selanjutnya pertumbuhan sektor manufaktur, di mana Indonesia perlu menyadari bahwa dunia ini terus semakin canggih. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian terhadap pertumbuhan industri manufaktur agar dapat memiliki nilai daya saing yang tinggi dibandingkan dengan negara lain. 

Selain itu perkembangan industri menufaktur yang meningkat juga dapat memastikan para investor asing  bahwa Indonesia dapat diberikan kemudahan dalam proses bisnisnya melalui industri manufaktur yang maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun