Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga tidak ketinggalan menyampaikan apresiasinya. Ganjar berharap pertunjukkan seni yang mengkolaborasikan sejumlah musisi dapat segera terealisasi. Sebagai wujud representasi relief-relief yang terdapat pada Candi Borobudur.
Selanjutnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno yang hadir untuk membuka acara juga menyampaikan sambutannya.
Dalam paparannya, Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan, event International Conference Sound of Borobudur ini membuka wawasan kita bersama.
"Bahwa Borobudur bukan hanya bangunan yang bisa dinikmati oleh mata, tapi merupakan sebuah mahakarya yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan dan rekam jejak peristiwa dan fenomena masyarakat Jawa kuno pada saat itu. Dari relief candi Borobudur kita belajar bahwa musik merupakan media untuk berekspresi, berkomunikasi, dan juga berdiplomasi" ujarnya.
"Dengan penuh rasa syukur, hari ini, event Konferensi Internasional Sound of Borobudur kita luncurkan, menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pusat musik dunia, tetapi juga pusat tradisi dunia. Tebarkan semangat harapan agar kita mampu bangkit pada saat sulit, menang melawan Covid-19," tutup Sandiaga.
Tujuan dari penyelenggaraan konferensi internasional Sound Of Borobudur ini adalah menemukan rumusan yang ilmiah dan inovatif untuk menggali serta menghidupkan kembali jejak persaudaraan lintas bangsa yang diwariskan oleh leluhur kita melalui musik, sebagaimana digambarkan dalam pahatan relief Candi Borobudur.
Konferensi internasional ini sendiri merupakan kelanjutan dari kegiatan seminar tentang Sound of Borobudur yang dilaksanakan pada tanggal 7--9 April 2021 lalu di Borobudur.
Pelaksanaan Konferensi
Seperti sudah saya sampaikan konferensi internasional SOB ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Konferensi ini terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama dijadwalkan berlangsung dari pukul 09.00 - 12.00. Dan membahas tentang topik "Merangkai kembali keterhubungan antar bangsa melalui alat musik yang terpahat di relief Candi Borobudur"
Sedangkan sesi kedua direncanakan berlangsung pukul 13.00 - 17.30. Dengan topik bahasan "Membangun sound destination sebagai destinasi baru, mengimplementasikan Borobudur sebagai sebuah warisan yang harus dikerjakan"
Adapun moderator dalam diskusi kali ini adalah Gabriel Laufer seorang musisi dan pegiat budaya lintas bangsa. Narasumber yang tampil dalam sesi pertama kali ini ada 3 orang. Yakni Prof. Emerita Margaret Joy Kartomi AM, FAHA, Dr. Phil (Professor at Sir Zelman Cowen School of Music and Performance, Monash University, Australia), Addie Muljadi Sumaatmadja atau Addie MS, (Founder of the Twilite Orchestra, pianist, songwriter, composer, arranger, and music producer), dan Tantowi Yahya (Duta Besar LBPP RI untuk New Zealand, Samoa, Tonga, Cook Islands and Niue and the Pacific Region).