NILLMIJ merupakan perusahaan asuransi jiwa yang didirikan oleh C.F.W Wiggers van Kerchem. Bangunan ini dirancang tahun 1920 oleh gedung Ir. Frans Johan Louwrens Ghijels, seorang Belanda kelahiran Tulungagung.
Saat ini gedung ini digunakan sebagai kantor BNI 46.
3. Kantor Post
Dulunya bernama Post Telegraaf en Telefoon Kantoor. Kantor ini penting sebagai media komunikasi pada saat itu. Kantor ini dibangun di tahun 1912. Meskipun untuk menyampaikan informasi antar kota, butuh waktu yang lumayan lama. Karena surat masih dibawa dengan kereta uap.
Sampai sekarang bangunan ini berfungsi sebagai kantor pos besar Yogyakarta. Sebagai tambahan informasi, dulu di depan kantor pos ini terdapat air mancur. Atau biasa dikenal dengan bunderan air mancur.
Namun di tahun 1982 Sultan HB IX memerintahkan agar air mancur tersebut dibongkar saja. Karena di samping menimbulkan kemacetan, area ini juga sering dipakai mandi para "tekyan" atau gelandangan sehingga terkesan kumuh.
4. Benteng Vredeburg
Bergeser ke arah utara dari titik nol kilometer, kita juga akan menjumpai bangunan peninggalan kolonial. Benteng Vrederbug namanya.
Awalnya benteng ini didirikan oleh Sultan HB I pada tahun 1760 untuk melindungi keraton dan sekitarnya. Namun sebenarnya itu hanya muslihat Belanda. Tujuan didirikan Benteng adalah untuk memudahkan Belanda melakukan pengawasan terhadap keraton. Bangunan ini tadinya sederhana. Dindingnya dari tanah, dan tiangnya hanya terbuat dari kayu kelapa dan aren.
Pada tahun 1867 Rustenberg diganti namanya menjadi Vrederbug setelah dibangun kembali menjadi kuat dan megah setelah rusak akibat gempa hebat. Saat ini kegagahan dari benteng Vredeburg ini masih bisa kita nikmati. Benteng ini kini beralih fungsi menjadi kantor dan museum.
5. Gedung Agung
Dulunya dikenal sebagai Djokjakarta Residentie atau kantor Karesidenan Yogyakarta. Mulai di bangun bulan Mei 1824 yang diprakasai oleh Residen Yogyakarta ke-18 bernama Anthony Hendriks Smissaerat yang menghendaki adanya istana yang berwibawa bagi residen-residen Belanda sedang arsiteknya adalah A. Payen.
Saat ini istana yang menempati lahan seluas 43.585 m ini digunakan sebagai istana kepresidenan ketika presiden berkunjung ke Yogyakarta.