Mohon tunggu...
Sapta Arif
Sapta Arif Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai pepuisi, cerita-cerita, kopi, dan diskusi hingga pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Renjana

2 Maret 2018   10:50 Diperbarui: 2 Maret 2018   12:16 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, Shinta, harus kuakui. Mencintaimu adalah bahagia dan sedih. Bahagia karena memilikimu di dalam hatiku. Dan sedih karena cinta kita tak pernah bersatu. Aku mengakhiri nyawamu bukan karena aku membencimu. Namun aku takut, ada yang memilikimu lagi, selain aku.

Dan akhirnya tubuhmu kubopong untuk menikmati senja terakhir kita. Aku sadar, mencintai adalah tentang kerelaan. Dan memang ada cinta darimu yang kau titipkan padaku. Aku sadar, ketika tangisan anakmu mulai memanggilku dari kamarnya.

***

Ditulis dengan penuh kerelaan, untuk yang mencintai dalam kenangan.

Surakarta,September 2017

*) Pernah dipublikasikan di harian Radar Surabaya edisi 1 Oktober 2017

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun