Kita harus mempelajari bahasa seperti mengutip kata Book bahwa agar komunikasi kita berhasil, setidaknya harus memenuhi tiga fungsi, yaitu: untuk mengenal dunia sekitar; berhubungan dengan orang lain; dan untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.
Keterbatasan Bahasa
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Kata-kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Oleh karena itu kita sulit menamai suatu objek. Kualitas seseorang atau sesuatu yang ingin kita ungkapkan sebenarnya tidak sesederhana itu. Baik orang, benda atau peristiwa sebenarnya sulit untuk kita kategorikan sebagai baik atau buruk. Kesulitan menggunakan kata yang tepat juga dialami ketika ingin mengungkapkan perasaan. Pesan verbal biasanya lebih lazim kita gunakan untuk menerangkan sesuatu yang bersifat factual-deskriptif-rasional.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang, yang menganut latar-belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Kata-kata selalu, sering, setiap orang, semua orang dan dengan teratur, sebenarnya bersifat ambigu. Contohnya kata budayawan sangat ambigu karena bisa di artikan cendikiawan atau seniman. Kata-kata paling ambigu tentu saja adalah konsep-konsep abstrak seperti kebebasan atau keadilan karena sulit di definisikan, sehingga sering menimbulkan kontroversi.
Kata mengandung Bias Budaya
Dengan ungkapan lain, bahasa dapat di pandang sebagai perluasan budaya. Menurut Hipotesis Sapir-Whorf, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin dan kebutuhan pemakainya. Jadi bahasa yang berbeda sebenarnya mempengaruhi pemakainya untuk berpikir, melihat lingkungan dan alam semesta di sekitarnya dengan cara berbeda dan perilaku secara berbeda pula.
Percampuradukan fakta,penafsiran, dan penilaian
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta(uraian), penafsiran (dugaan) dan penilaian. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mencampuradukkan fakta dan dugaan. Banyak peristiwa yang kita anggap fakta sebenarnya merupakan dugaan yang berdasarkan kemungkinan. Komunikasi kita akan lebih efektif kalau kita memisahkan pernyataan fakta dengan dugaan.
Kerumitan Makna Kata