Mohon tunggu...
Sany Saroh
Sany Saroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa itu Komunikasi Verbal?

27 Desember 2016   22:32 Diperbarui: 27 Desember 2016   22:37 9002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita harus mempelajari bahasa seperti mengutip kata Book bahwa agar komunikasi kita berhasil, setidaknya harus memenuhi tiga fungsi, yaitu: untuk mengenal dunia sekitar; berhubungan dengan orang lain; dan untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.

Keterbatasan Bahasa

Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek

Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Kata-kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Oleh karena itu kita sulit menamai suatu objek. Kualitas seseorang atau sesuatu yang ingin kita ungkapkan sebenarnya tidak sesederhana itu. Baik orang, benda atau peristiwa sebenarnya sulit untuk kita kategorikan sebagai baik atau buruk. Kesulitan menggunakan kata yang tepat juga dialami ketika ingin mengungkapkan perasaan. Pesan verbal biasanya lebih lazim kita gunakan untuk menerangkan sesuatu yang bersifat factual-deskriptif-rasional.

Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang, yang menganut latar-belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Kata-kata selalu, sering, setiap orang, semua orang dan dengan teratur, sebenarnya bersifat ambigu. Contohnya kata budayawan sangat ambigu karena bisa di artikan cendikiawan atau seniman. Kata-kata paling ambigu tentu saja adalah konsep-konsep abstrak seperti kebebasan atau keadilan karena sulit di definisikan, sehingga sering menimbulkan kontroversi.

Kata mengandung Bias Budaya

Dengan ungkapan lain, bahasa dapat di pandang sebagai perluasan budaya. Menurut Hipotesis Sapir-Whorf, sebenarnya setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin dan kebutuhan pemakainya. Jadi bahasa yang berbeda sebenarnya mempengaruhi pemakainya untuk berpikir, melihat lingkungan dan alam semesta di sekitarnya dengan cara berbeda dan perilaku secara berbeda pula.

Percampuradukan fakta,penafsiran, dan penilaian

Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta(uraian), penafsiran (dugaan) dan penilaian. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mencampuradukkan fakta dan dugaan. Banyak peristiwa yang kita anggap fakta sebenarnya merupakan dugaan yang berdasarkan kemungkinan. Komunikasi kita akan lebih efektif kalau kita memisahkan pernyataan fakta dengan dugaan.

Kerumitan Makna Kata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun