Mohon tunggu...
Yakobus
Yakobus Mohon Tunggu... Relawan - Tuhan Penolong Abadi, I become minister

Membela kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi maupun golongan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lima Tanggapan tentang Papua

1 Februari 2019   10:55 Diperbarui: 1 Februari 2019   17:34 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa ini lebih utama didukung oleh suatu suasana kebatinan seluruh tokoh-tokoh saat itu dalam mempersiapkan kemerdekaan. Ada suasana kebatinan yang sama untuk membela kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi atau golongan.

Hal yang sama terjadi pada peristiwa menjelang proses jajak pendapat tangal 14 Juli 1969. Ada suasana kebatinan dan rasa cinta yang besar dari Bangsa Indonesia terhadap wilayahnya. Pada masa itu tidak ada kepentingan lain kecuali menyatukan NKRI. Termasuk juga melawan pemberontakan dalam peristiwa DI/TII dan RMS.

Ketiga, Persaingan Global
Dana otonomi khusus mengalir terus ke wilayah Papua. Dari Rp 1,38 T tahun  2002 menjadi Rp 8.03 T di tahun 2018.  Adannya kebijakan otonomi khusus, telah mampu mengangkat hak-hak masyarakat asli Papua. 

Walau masih ada persoalan, namun lebih banyak dampak positif khususnya  terhadap kemajuan SDM masyarakat asli Papua. Berdasarkan hasil studi, permasalahan Papua dapat dipengaruhi juga oleh faktor ekternal. Misalnya adanya perebutan pengaruh  negara-negara maju di kawasan pacifik selatan. 

Negara-negara di kawasan Pacifik Selatan dibawah pengaruh antara lain : Perancis, Inggris, Portugal, Amerika dan Japan serta Tiongkok diakhir dekade ini. Perebutan pengaruh kawasan katulistiwa ini sudah bukan rahasia umum lagi.

Keempat, Menatap Masa Depan Papua.
Carilah Tuhan, maka Ia akan membiarkan diriNya ditemukan olehmu. Selain rasa cinta terhadap NKRI, Ayat ini telah mengantarkan saya ke Papua, pada saat yang sama rekan2 kerja memilih untuk tidak mendapat tugas disana. 

Sedikit sharing pengalaman bahwa walaupun ada masalah sosial budaya di Papua namun dengan melihat banyak gereja di tanah Papua telah menghapuskan banyak keraguan tentang kondisi di Papua.

Fondasi dasar dalam pembangunan Papua telah dirintis oleh gereja-gerejamelalui misi pelayanan. Proses pembangunan kini diteruskan oleh pemerintah melalui program pembangunan secara holistik dengan fokus pada infrastruktur dan sumber daya Manusia. Sinergi antara pemerintah, swasta, masyarakat dan gereja serta pers merupakan salah satu kunci dalam mendukung pembangunan di Papua.

Kelima, Kasus Ham Papua
Dalam paparan makalahnya Prof. Baltasar Kambuaya memilih untuk tidak membahasnya dalam materi yang ia bawakan. Namun, saya sampaikan dalam tangapan saya sebagai poin kelima sebagai berikut.

Masalah HAM Papua seperti teori gunung es yang muncul dipermukaan laut. Ada persoalan-persoalan utama yang tidak muncul di dalam pemberitaan. Misalnya kesehatan, pendidikan dan infrastruktur serta sumber kekayaan alam. Sumber kekayaan alam yang dikelola selama bertahun tahun kurang memberikan porsi kepada daerah. 

Memang, kini di pemerintahan Jokowi-JK sudah memberikan  lebih baik termasuk memberikan 10 % saham swasta kepada pemerintah daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun