Mohon tunggu...
Santi Permatasari
Santi Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa akhir

Sharing is caring

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampus Mengajar: Mahasiswa Membantu Meningkatkan Kualitas Proses Belajar di SDN Wanaherang 05

12 Oktober 2021   19:27 Diperbarui: 12 Oktober 2021   19:45 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses belajar mengajar tentunya tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, ada saja permasalahan yang dapat menghambat proses belajar mengajar salah satunya masalah belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Erman Amti dan Marjohan (1991 : 67) dalam (Syafni, Syukur, & Ibrahim, 2013) , masalah belajar adalah suatu keadaan yang dihadapi oleh seseorang yang berdampak pada terhambatnya proses belajar.

Disaat pandemi seperti sekarang ini masalah belajar pada siswa semakin komplek, banyak faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajarnya. Dalam observasi kami di SDN Wanaherang O5 ada beberapa permasalahan yang dihadapi siswa sehingga berdampak pada keberhasilan proses belajar. Berikut ini beberapa permasalahan yang kami temui :

1.  Kurang tersedianya media dan ketersediaan sumber belajar.

Dalam proses pembelajaran sekolah belum menyediakan media pembelajaran dan sumber belajar yang memadai, seperti tidak adanya lab komputer, media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran, dan tidak adanya perpustakaan. 

2.  Pembelajaran secara daring belum berjalan dengan optimal.

Melihat situasi dan kondisi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19, pembelajaran tidak mungkin untuk dilaksanakan secara tatap muka sehingga pembelajaran pada saat program kampus mengajar mulai dilaksanakan pembelajaran masih berlangsung secara daring. 

Namun dalam pelaksanaannya pembelajaran secara daring belum optimal karena beberapa kendala seperti, siswa yang tidak mempunyai Handphone (HP), keterbatasan paket internet dan kendala jaringan yang kurang memadai.

3.  Permasalahan internal siswa

Ada beberapa siswa yang hiperaktif, sulit menangkap informasi, dan lambat dalam memahami materi belajar. Dikala proses belajar dilakukan secara daring, tentunya orangtua siswa memiliki kesulitan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dari permasalahan tersebut mahasiswa Kampus Mengajar menyusun program kerja untuk membantu mengatasi hal tersebut. Berikut adalah program kerja yang disusun :

1.  Membuat kelompok belajar offline bagi siswa yang tidak memiliki handphone atau penunjang pembelajaran jarak jauh.

2.  Membuat membuat media pembelajaran mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pembuatan media pembelajaran menggunakan berbagai bahan seperti kardus, kain flanel, karton dan sterofoam. Berikut media pembelajaran yang dibuat untuk masing-masing kelas :

  • Kelas 1 : Box berhitung dan media mengenal hewan dan buah
  • Kelas 2 : Alat bantu belajar Jam
  • Kelas 3 : Simetri putar dan lipat
  • Kelas 4 : Papan pecahan
  • Kelas 5 : Konversi satuan panjang
  • Kelas 6 : Media tata surya

3.  Membuat perpustakaan mini

Untuk permasalahan pertama mengenai kurang tersedianya media dan ketersediaan sumber belajar, solusi yang kami lakukan yaitu membuat berbagai media pembelajaran untuk setiap kelasnya.

Selain membuat media pembelajaran, kami juga membuat perpustakaan mini. Dengan bantuan dari pihak sekolah, kerja sama setiap mahasiswa kampus mengajar dan donator perpustakaan mini dapat direalisasikan dengan baik.

Dokpri
Dokpri

Untuk permasalahan selanjutnya mengenai pembelajaran secara daring belum berjalan dengan optimal dan mengenai siswa yang hiperaktif, sulit menangkap informasi, dan lambat dalam memahami materi belajar . 

Kami menyarankan untuk dilaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas untuk setiap kelasnya, dan hanya diperuntukan bagi siswa yang terkendala karena pembelajaran daring, dan siswa yang mengalami kesulitan belajar. 

Proses pembelajaran hanya diikuti maksimal 10 orang per kelas dan hanya 2 jam untuk setiap kelasnya. Setiap kelas hanya tatap muka 2-3 kali dalam seminggu. Proses pembelajaran tatap muka tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Dokpri
Dokpri

Proses pembelajaran terus dipantau oleh setiap wali kelas, dan setiap permasalahan didiskusikan bersama wali kelas dan meminta masukan maupun saran dari dosen pembimbing. 

Selama satu bulan proses pembelajaran tatap muka, hampir keseluruhan siswa mengalami perkembangan baik secara akademik, keterampilan maupun sikap. 

Dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan, dan koordinasi yang baik antara mahasiswa kampus mengajar, pihak sekolah, maupun wali murid, diharapkan dapat berkelanjutan dan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan selama pandemi.

Referensi : Syafni, E., Syukur, Y., & Ibrahim, I. (2013). Masalah Belajar Siswa dan Penanganannya. Konselor, 2(2). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun