Tuntutan masyarakat akan pemenuhan kebutuhan pangan yang semakin mahal mendorong permintaan akan peningkatan pendapatan demi bertahan dalam situasi ekonomi dan politik yang sulit.
Berdasarkan laporan Food Security Information Network (FSIN), 2017, kemungkinan krisis pangan dunia semakin memburuk, dan tampaknya keadaan ini akan bertambah parah di sejumlah tempat di dunia, khususnya di beberapa negara yang ketahanan pangannya rendah, sehingga berpotensi menghadapi tingginya risiko kelaparan.
Wilayah dan negara yang disinyalir memiliki potensi kelaparan yang tinggi antara lain di beberapa wilayah di Timur Laut Nigeria, Somalia, Sudan Selatan dan Yemen. Penyebab kelaparan di beberapa negara ini yakni karena adanya konflik bersenjata, kekeringan, buruknya situasi ekonomi makro, dan politik.
Sebagaimana yang diumumkan FSIN, bahwa terdapat 108 juta orang menghadapi tingkat kritis kerawanan pangan pada 2016, dan terus meningkat secara drastis dari angka di tahun sebelumnya yang tercatat sekitar hanya 80 juta orang. Penyebaran daerah rawan pangan akan terjadi di beberapa wilayah Asia lainnya menyusul Irak, Suriah, Malawi dan Zimbabwe.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Organisasi Pangan Dunia (FAO), diestimasi sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia yang masih mengalami kelaparan. Penyebab utamanya adalah kemiskinan.
Saat ini, Indonesia juga dinilai turut menghadapi hal yang sama seperti negara-negara di Timur Tengah dan Afrika. Fakta menunjukkan bahwa masih banyak penduduk bangsa kita yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya.
Secara kasat mata di wilayah bagian timur Indonesia, seperti Papua, NTT dan Maluku dan sebagian Kalimantan dihadapkan pada masalah ketahanan pangan yang serius.
Dilema Pangan Indonesia
Estimasi adanya 20 juta atau 19,4 juta orang di Indonesia yang kelaparan setiap harinya menarik untuk menjadi atensi agar dapat diteliti lebih jauh sebab musabab, sekaligus dapat memastikan langkah-langkah ideal yang dapat menjadi solusi bagi aksi pemerintah di masa depan.
Meskipun Indonesia dinilai berhasil menurunkan angka kelaparan hingga setengahnya, tapi masih banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi penduduk yang kini tidak lagi memiliki makanan yang cukup.
Seperti diketahui, presentase penduduk Indonesia yang kelaparan, turun dari 19,7 persen di tahun 1990-1992, menjadi hanya 7,9 persen di tahun 2014-2016. Faktor pertumbuhan ekonomi yang pesat cukup membantu Indonesia menurunkan angka kelaparan hingga 50 persen.