Mohon tunggu...
Santi Titik Lestari
Santi Titik Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Mari menulis!!

Menulis untuk mengawetkan ide dan berbagi ....

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tetap Sehat Meski Pekerjaan Padat

9 September 2023   23:40 Diperbarui: 17 September 2023   21:30 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyelesaikan pekerjaan dengan baik sebelum tenggat atau sesuai deadline memang menjadi tuntutan dalam bekerja. 

Apalagi jika kita bisa menikmati rentetan tugas, itu menjadi nilai plus tersendiri lho. Mengapa nilai plus? Karena tidak semua orang mengalaminya. Ada yang tiap hari bekerja, tapi susah menikmatinya. Wah, kok bisa ya? Bisa jadi karena beberapa hal ini:

1. Tidak sesuai passion.

Sebenarnya pekerjaan itu bukanlah passion-nya, tetapi karena sangat membutuhkan uang demi mencukupi kebutuhan, ya terpaksa mengerjakannya.

2. Lingkungan kerja kurang kondusif.

Lingkungan kerja ikut mendukung gairah pekerja. Sering kali, pekerja merasa tidak bisa menikmati pekerjaannya karena lingkungan kerjanya yang kurang kondusif: rekan-rekan sekerja suka mengadu domba, gosip bertebaran di mana-mana, saling cari muka dengan atasan, atasan sering memarahi dengan alasan yang tidak jelas, dll..

3. Terlalu sering ganti peraturan atau struktur.

Ketika suatu perusahaan/tempat kerja sering mengganti peraturan atau bahkan struktur divisi/sejenisnya, pekerja jadi kurang menikmati pekerjaannya. 

Baru tahap menjiwai satu pekerjaan dalam divisi tertentu, eh semester berikutnya sudah ganti lagi strukturnya. Yang akhirnya tugasnya pun ikutan ganti.

4. Kelelahan atau gangguan kesehatan.

Kesehatan pekerja menentukan kadar produktivitas dan rasa nyaman dalam bekerja. Pekerja yang sering sakit-sakitan, pastinya tidak bisa menikmati pekerjaannya dengan baik.

***

Wah, pastinya masih banyak lagi deh alasan lain mengapa seseorang tidak bisa menikmati pekerjaannya. Bagaimana dengan Anda akhir-akhir ini? Bisa menikmati pekerjaan dengan asyik? Atau malah sedang jatuh bangun mencari cara agar bisa menikmati pekerjaan?

Apa pun alasannya, sebenarnya ada alasan yang pasti dialami oleh semua pekerja, yaitu alasan keempat, kelelahan dan gangguan kesehatan. 

Tidak mungkin ada pekerja yang tidak pernah sakit. Namun, meskipun semua orang  pernah sakit, gangguan kesehatan juga bisa kita minimalisir melalui gaya hidup kita saat bekerja lho. 

Gimana nih caranya? Sejauh yang saya amati dan saya alami sendiri, ini nih caranya. Ups, anggap saja saya hanya berbagi tip.

1. Belajar mengelola stres.

Yang namanya bekerja, pasti kadang mengalami stres dengan pekerjaan atau hal seputarnya. Wajar sih, tetapi mari kita kelola stres dengan baik. Stres karena pekerjaan, ya diurus di kantor saja. 

Jangan dibawa-bawa sampai ke rumah. Di rumah, nikmatilah waktu kebersamaan dengan anggota keluarga. Kalau stres karena pekerjaan dibawa ke rumah, yang terjadi adalah stres Anda akan dobel. 

Stres pekerjaan tidak berkurang dan ditambah dengan stres karena orang-orang rumah mulai menggerutu terhadap sikap Anda yang tak lagi perhatian, tidak bersahabat, muka tegang terus, diajak ngomong sedikit malah nyolot, dll..

Seseorang yang tidak bisa mengelola stres dengan baik, kesehatannya pasti ikut bermasalah. Biasanya sih bisa terlihat dari pola makannya. 

Orang yang stres biasanya lebih suka makan (ada juga sih sebagian kecil yang jadi nggak doyan makan). Kalau sudah stres, pikiran kerjanya berat. 

Kalau pikiran sudah kerja berat, dia akan ngirim sinyal ke perut .. butuh makan nih, lapar nih, kalau nggak makan nggak bisa mikir nih. Stres juga bisa membuat kualitas tidur menurun, kepala pusing, daya tahan tubuh menurun, dll..

2. Kenali kemampuan tubuh dengan baik.

Kalau memang perut tidak kuat dengan minuman kopi, ya nggak usah minum kopi di kantor. Banyak orang memang suka bikin kopi di kantor untuk menemani kerja. 

Kopi terlihat lebih elegan untuk menemani kerja kita .. sepertinya. Atau, karena kebanyakan orang minum kopi, jadinya ikut-ikutan bikin kopi di kantor. 

Menurut saya, daripada perut error, asam lambung kambuh, dll., ya mending nggak usah bikinlah. Minum saja air putih, yang aman, sehat, dan nggak berisiko banyak. 

Nggak bakalan ada yang ngejek kok kalau kita minum air putih. Lagian air putih sekarang tuh sudah kayak jadi primadona. Dari pedesaan sampai pertemuan kenegaraan, pasti ada air putih kok ... hehe.

Selama bekerja, jangan lupa bergerak. Kebanyakan orang mengejar target, selesaiin kerjaan dengan ambisius, dan terlalu fokus pada monitor hingga lupa menggerakkan badan dalam waktu berjam-jam. 

Duh, kasihan otot-otot dan saraf-saraf kita, bakalan kaku semua. Ntar kalau badan sudah terasa pegal, kaku-kaku, leher kencang, mata pening, dan pandangan kabur, bingung sendiri dan nyalahin usia. 

"Wah, mungkin karena sudah faktor U." Duh, mau usia kita berapa pun, kalau sudah tidak peduli dengan tubuh, ya tetap akan bermasalah. 

Jadi, meski pekerjaan kita banyak, sempatkan untuk berhenti lihat monitor. Tengok kanan dan kiri, berdiri sebentar, gerakan kaki, dan minum.

3. Dengarkan yang perlu didengarkan.

Dalam rapat atau relasi kerja, kadang terjadi perselisihan/kesalahpahaman yang memunculkan kemarahan. Atau, ada kata-kata yang berseliweran di telinga kita sepanjang kita bekerja. 

Dengarkan apa yang perlu didengarkan. Kalau memang ada diksi yang tidak baik, tidak membangun, cenderung merendahkan/menghina, atau perkataan yang sombong/merasa benar sendiri, tidak perlu ditanggapi dengan serius. Kalau sudah difilter dan memang tidak baik, buang sesegera mungkin dan lupakan.

Terlalu sering terpapar kata-kata yang tidak membangun dan tidak baik, dan jika kita menganggapnya biasa, kita jadi akan terbiasa dengannya. Kesehatan psikis akan terganggu. 

Ketika menghadapi kesulitan, nanti kata-kata tersebut yang akan muncul dari mulut kita. Akhirnya, kita tidak bisa mengatasi kesulitan, jadinya malah kita makin sebal dan geregetan dengan kesulitan tersebut. Wah, jadi marah-marah nih!

4. Selektif dalam berelasi.

Berkumpul dengan orang-orang yang berwawasan luas, terbuka pikirannya, suka belajar, dan ramah, akan membuat kita terlatih juga untuk hal-hal itu. 

Namun, jika berkumpul dengan orang yang suka bergosip, menyindir, berkata kasar, ya akhirnya jadi ketularan juga. 

Dalam dunia kerja, kita berkesempatan untuk bisa hidup sehat dalam pikiran, mind set, dan hati dengan punya gaya berelasi yang benar dengan orang-orang yang tepat.

5. Berani berkontribusi.

Mengapa berani berkontribusi bisa membuat kita sehat? Karena dengan kita berani berkontribusi, baik melalui pikiran, tenaga, atau materi, seperti mengungkapkan pendapat, menolong rekan sekerja, menyampaikan usulan, ikut berdonasi, kita akan terdorong untuk peduli dengan perusahaan/tempat kerja dan orang lain. 

Secara psikis dan rohani, kita pasti akan merasa senang/sukacita. Orang yang dengan sadar dan rela untuk berkontribusi, hatinya akan bersuka karena memang itu yang harus dilakukannya. Semua itu muncul dari hatinya. Kalau hatinya senang, imunnya akan baik.

6. Tahu waktu.

Saatnya istirahat makan siang, ya dipakai dengan baik untuk makan siang, rehat sejenak melepas penat, dan bercengkerama dengan rekan sekerja untuk hal-hal yang ringan, fun, dan bisa juga humor. 

Jangan sampai waktunya istirahat, kita masih di depan monitor dan menyelesaikan tugas hingga melewatkan makan siang. 

Kalau ini terjadi berulang-ulang, pastinya kesehatan kita akan terganggu, termasuk pikiran kita akan mudah capek dan terasa penuh. 

Tentunya, kita tidak mau kan kalau kita sukses dalam bekerja, tetapi akhirnya kita tidak bisa menikmati kesuksesan itu hanya karena kita terbaring lemas tak berdaya.

7. Cek kesehatan secara berkala.

Tidak ada salahnya ikut cek kesehatan secara berkala di tempat kerja. Tidak usah malu atau menganggap kurang penting kalau harus ikut cek tekanan darah, kadar gula, cek gigi, atau lainnya. 

Jika ada fasilitas itu, ya dimanfaatkan. Ini menjadi gaya hidup yang baik untuk bisa memikirkan kesehatan secara berkala.  Kalau di tempat kerja tidak ada fasilitas ini, ya berusaha untuk tetap cek rutin di tempat terdekat (apotik misalnya) atau cek sendiri jika punya alatnya.

Ini hanya beberapa tip, semoga bisa menolong. Saya pikir, kesehatan itu tetap penting untuk disadari dan diusahakan. Pekerjaan sebanyak apa pun tidak akan bisa diselesaikan dengan baik jika kesehatan kita menurun. 

Pekerjaan juga tidak akan bisa berhasil jika kita setiap hari bergumul dengan kondisi tubuh yang tidak pernah fit. Karena itu, tetap pikirkanlah kesehatan kita sesibuk apa pun pekerjaan kita. Mari bijaksana dalam menjalani hidup. Selamat berkarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun