Keempat, cintaku sedang belajar tentang TANTANGAN dan RINTANGAN
Oh oh, ternyata si dia tidak berhenti sampai "gunung" itu berdiri sempurna. Kali ini ia mengeluarkan jurus baru lagi dengan sepeda merah kesayangannya. Ohya, sepeda ini pemberian dari salah satu rekan, tepatnya atasanku di kantor, namanya  Ibu Heny.
Terima kasih ibu.. kembali ke cintaku. Â Dengan kedua tangannya ia menuntun sepeda merahnya mendaki gunung dan membuat roda mungil itu melindasi tumpukan-tumpukan sandal yang dengan susah payah ia gabungkan.
Awalnya aku sedikit kesal, karena usaha sebelumnya seperti menjadi sia-sia. Bagaimana tidak, tumpukan sandal itu akhirnya hancur karena terlindas sepeda, namun berbeda dengannya. Dia malah tertawa, bahkan bertepuk tangan sambil berteriak hoyyee.. akupun tersadar, bahwa seperti yang aku katakan tadi, tidak ada proses yang  patut disesali dan semua usaha layak dihargai.
Ini membuatku berpikir bahwa apa yang berhasil kita bangun, apa yang berhasil kita raih, apa yang berhasil kita capai, bisa menjadi sebuah kategori kesuksesan, namun terlena akan kesuksesan itu bukanlah pilihan yang tepat. Ingatlah, semua berpasangan.
Kesuksesan bisa menjadi sebuah kebahagiaan, tapi berhati-hatilah kesuksesan bisa juga tersulap menjadi sebuah langkah awal menuju gerbang keterpurukan. Kesuksesan adalah sebuah akhir bagi orang yang cepat berpuas diri, tapi kesuksesan adalah awal dari sebuah tantangan dan rintangan baru bagi mereka yang selalu ingin memperbaiki diri.Â
Kelima, cintaku belajar tentang KEBERHASILAN
Dengan bertepuk tangan setelah berhasil membuat sepedanya melewati gunungan sandal itu, akupun bahagia. Bahagia karena cintaku bisa merasakan keberhasilannya. Karena sesungguhnya ukuran keberhasilan atau kesuksesan dalam hidup tergantung dari target yang kita buat sendiri. Bukan dari penggaris hidup orang lain.
Berpikir bahwa orang lain lebih berhasil dan menjadikannya sebagai motivasi penting, tapi merasakan sebuah rasa yang disebut dengan keberhasilan diri sendiri juga tidak kalah penting.
Menyelesaikan semua urusan dan menghargai diri sendiri dengan mengatakan di depan cermin bahwa "kamu" telah berhasil adalah sebuah penghargaan untuk diri sendiri. Karena jika kita ingin dihargai oleh orang lain, maka kita juga harus lebih dulu menghargai diri kita dan tentunya semua orang di sekitar kita.
Usaha yang telah kita bangun, skala berhasil yang akhirnya kita capai, mungkin sebaiknya menjadi sebuah fondasi baru untuk melangkah ke keberhasilan baru juga, yang mudah-mudahan berwujud keberhasilan yang lebih besar dan lebih bermanfaat dari sebelumnya.