Oleh:
Saniyah Mubarokah (Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar), Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd., Dr (Dosen Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Seni Budaya SD, PGSD, FIPP, UNNES)
Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang
Kreatif menjadi salah satu dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila. Kemampuan berpikir kreatif harus dimiliki siswa dalam menghadapi tantangan dalam hidup, guna menemukan solusi dan mencetuskan ide baru. Kreativitas siswa dapat berkembang apabila mendapat pelatihan yang tepat dalam kehidupannya baik di sekolah maupun di luar sekolah.Â
Salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas siswa yaitu melalui pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar. Akantetapi, berkembangnya kreativitas siswa tergantung pada guru yang mengemas pembelajaran. Dapatkah guru merancang pembelajaran yang melatih kreativitas siswa atau justru sebaliknya.
3 faktor penghambat kreativitas siswa pada pembelajaran seni rupa di SD, yaitu
a. Memberi Penilaian Negatif atas Perbedaan
Siswa yang mencoba untuk berpikir secara gila dalam mengekspresikan dirinya melalui karya seni, akan dianggap aneh atas karya mereka. Misalnya siswa yang menggambar dirinya yang sedang bermain skateboard di atas awan, dianggap tidak wajar. Siswa yang menuangkan imajinasinya di luar keadaan nyata, akan mendapat pengurangan nilai. Hal ini yang membuat kreativitas siswa tidak berkembang karena kurang apresiasi dari guru.
b. Kegiatan Belajar yang Monoton
Kegiatan belajar atau pemberian tugas yang sama dari waktu ke waktu, dapat menghambat kreativitas siswa. Pembelajaran seni yang selalu menuntun dan mengarahkan siswa, dapat mematikan kreativitas siswa. Guru sebaiknya bisa merancang pembelajaran yang memberi stimulus kepada siswa untuk berpikir kreatif.