Mohon tunggu...
SanBha
SanBha Mohon Tunggu... Penulis - Non vestimentum virum ornat, sed vir vestimentum

HUMANIORA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Bawah Langit Malam Tak Berbintang

12 Desember 2020   04:30 Diperbarui: 12 Desember 2020   04:50 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

                                                                                                                                     SanBha

Karena kepekatan lah yang melahirkan eksistensi dari  kunang-kunang

Karena kegelapan jua yang melahirkan Da Vinci, Tolstoy,  Edison, Newton, Kant,  ….

Kegulitaan lah yang melahirkan   perubahan

Karenanya sama sekali tidak diperlukan pertanyaan ;

Halalkah mayoritas menerkam minoritas ?

Yang kuat memangsa yang lemah ?

Bolehkah kecerdasan  menikam kebodohan ?

Ketercerahan melecehkan  kegelapan ?

Kesalehan  mencibir kepada mereka yang belum mendapatkan petunjuk ?

Atau,  dapatkah Asa membunuh Kepapa-an ?

das sein membunuh das sollen

das sollen mengugurkan  das sein

 

jangankan perbuatan. , berpikir dalam bingkai demikian dan bertanya pun sudah lah  salah

bukankan jika Hitam membinasakan putih,  maka  Langit malam pun diizinkan memakan  cahaya bulan

atau bulan menepuk dada dan merasa telah berkuasa di atas sana

atau kegelapan marah karena digerogoti royal domainnya

Jika itu terjadi,   siklus bayi kegulitaan baru kembali lahir

iroisnya sesudah cahaya

Muram wajah semesta digulung mendung tak berujung

Kebutaan Alam semesta kan mendahului  Hari Kiamat

Sedang para Nabi tidak pernah dilahirkan kembali …

   

           

                 Suatu malam yg pekat  di tengah kabut negeri yang sedang  menggigil, di tahun 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun