Mohon tunggu...
SanBha
SanBha Mohon Tunggu... Penulis - Non vestimentum virum ornat, sed vir vestimentum

HUMANIORA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keaslian Palsu

2 Desember 2020   00:00 Diperbarui: 2 Desember 2020   00:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SanBha

 

Layaknya hari yang lain,

Dunia hadir sebagai dirinya sendiri

sebagian terang, temaram, dan juga terang yang gelap

di terang tak bertabir

Semua dapat nampak

Menghidangkan  semua yang dapat di beri, di reguk, di resapi

Di sisi temaramnya,

Semua insan bertanya

.... tak berjawab

Di terang yang pekat, 

merangkak mengais puji nyaris tanpa caci

dalam tegak menggontai mendapati diri

mengganti kulit ari,

namun  melepas arti

sebuah hati tanpa sanubari

menancapkan tonggak di lahan  kering  obsesif membangun prasasti

terukir kata bahwa ini hakiki

Tuk bepekik

Bahana suara di sana-sini

Dalam tafsir untai ego takdirnya sendiri

Menari mesra dengan bala sembari bersenggama  dengan Kalatida

Tuk Hadir 

Mencoba menipu Tuhan Sang Asali

Bukankah hati dari Ilahi

Lewat lidah kami yang tak pernah pupus-memati

Meski sujud kami penuh tanpa seluruh

jiwa murni abadi dalam ruh, meski  fana namun dalam balut essensi  keabadian

tapi  adakah itu  di nampakkan ? 

Ini 'inalillaahi'

Efek makhluk Adi kodrati

Kremasi mendebu dalam bara agni untuk dirinya sendiri

Demi sebuah gores prasasti agung di pentas panggung

Yang pada setiap babaknya semua yang semu hadir maha sempurna dalam balutan kulit yang nyata

Penonton di atas balkon riuh bersuka ria,  sebagian  tertawa, sebagian  lagi terpana, namun dari yang banyak itu, ... sisanya meregang nyawa

Namun suara alunan  orchestra dan pemain pentas   tetap membahana 

Sambil meregang dalam kematian dingin di dasar  samudera kebodohan

Karena  Kemanusiaan kitakah ?

- hingga tak bisa mencuci Karang Debu yang berkarat menggerogoti dinding Kalbu, 9 Oktober 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun