Di terang yang pekat,Â
merangkak mengais puji nyaris tanpa caci
dalam tegak menggontai mendapati diri
mengganti kulit ari,
namun  melepas arti
sebuah hati tanpa sanubari
menancapkan tonggak di lahan  kering  obsesif membangun prasasti
terukir kata bahwa ini hakiki
Tuk bepekik
Bahana suara di sana-sini
Dalam tafsir untai ego takdirnya sendiri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!