"Kami sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Anak-anak jadi lebih semangat belajar dan kami juga berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut," ujar Dewi, salah satu orang tua siswa yang turut hadir pada hari pertama dalam kegiatan tersebut.
Buku Cerita sebagai Sarana Pembelajaran Tambahan
Selain pembelajaran interaktif, mahasiswa KKN Universitas Tidar juga memberikan buku-buku cerita berbahasa Inggris kepada anak-anak sebagai sarana untuk melatih kemampuan membaca mereka. Buku-buku ini diharapkan dapat digunakan oleh anak-anak di rumah sebagai bahan bacaan tambahan yang dapat memperkaya kosakata dan pemahaman mereka tentang bahasa Inggris.
"Kami memberikan buku cerita berbahasa Inggris agar anak-anak dapat terus belajar dan berlatih di rumah. Dengan membaca, mereka bisa lebih banyak mengenal kata-kata baru dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka," kata Devandra, koordinator kegiatan KKN.
Komitmen Mahasiswa KKN dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Program pembelajaran bahasa Inggris ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN Universitas Tidar di Dusun Kedungombo. Para mahasiswa berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan. Mereka berharap, melalui kegiatan ini, dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak di daerah tersebut sehingga membuka lebih banyak peluang bagi mereka di masa depan.
"Ini adalah salah satu bentuk pengabdian kami kepada masyarakat. Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat yang nyata dan berkelanjutan bagi anak-anak di Dusun Kedungombo," tambah Devandra.
Dengan adanya program ini, diharapkan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak di Dusun Kedungombo dapat meningkat. Mahasiswa KKN Universitas Tidar berkomitmen untuk terus mendampingi dan memberikan dukungan dalam proses belajar mengajar di desa tersebut, sehingga anak-anak dapat meraih masa depan yang lebih cerah dan penuh dengan peluang.
Dampak dan Manfaat
Kegiatan ini mendapat respon positif dari anak-anak dan orang tua di Dusun Kedungombo. Anak-anak terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti setiap sesi pembelajaran. Mereka mulai berani mencoba berbicara dalam bahasa Inggris meskipun dengan kosakata yang masih terbatas.
Para orang tua juga menyambut baik inisiatif ini. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilanjutkan di masa mendatang agar anak-anak mereka memiliki bekal yang lebih baik dalam menghadapi persaingan di dunia kerja dan pariwisata.