Saya pun mengangguk saja, meskipun dalam hati sudah mulai meragukan ucapan Tino.
Bulan kedua, “Sori, Gun,bulan depan ya. Ada keperluan mendesak.”
Nah, saya sudah ragu dengan kadar 75 persen. Saya tidak yakin apa yang dikatakan Tino akan terwujud di bulan depan
* * *
“Celana Jins?”
Kata itu yang keluar dari mulut saya, setelah mendapat celana jins itu.
Tentu saja saya kira pada awalnya, itu adalah hadiah, tapi ternyata ….
“Itu pengganti utangku ya, Gun.”
“Mana bisa begitu!”
“Lho, itu harganya lebih dari 200 ribu! Adikku ngambil di Jawa. Kualitas bagus.”
Merek tidak ada. Paling ngambil kodian, karungan, dari hasil produk nggak laku di Malaysia. Masa dibilang kualitas bagus!