Mohon tunggu...
Fajri Karel
Fajri Karel Mohon Tunggu... Advokat -

Advokat berintegritas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arang dan Dongeng Anti Korupsi

12 September 2018   22:51 Diperbarui: 12 September 2018   23:03 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(dokpri)
(dokpri)
Sebenarnya anak itu, Alif, sudah kenal dengan kata "korupsi". Kata yang selalu ia dengarkan saat bapaknya menonton televisi. Di sekolah, melalui guru ia tahu apa itu korupsi. Sebuah kata dengan makna buruk. Sebuah perbuatan tercela.

Setelah permainan berakhir. Alif masih menunggu kegiatan selanjutnya dari kakak-kakak yang mengasyikkan ini. Sebuah rangkaian Kegiatan "trauma healing" dari komunitas SIGI (Sahabat Indoensia berbagi) dan Obat Manjur (Orang Hebat Main Jujur). Detik berganti menit. Ternyata kegiatan telah usai. 

Ia mulai khawatir bilamana kesedihan kembali menerpa dirinya. Begitu pun dengan tiga belas keluarga arang yang telah kehilangan rumah. Ti-ga be-las. Tiga belas keluarga di jalan Andi Tonro kini bernaung di bawah langit dan berdindingkan kesedihan. Sambil membawa stiker berwarna merah dan putih bertuliskan "aku anak jujur", Ia menghampiri lelaki yang mengajaknya bermain kwuartek tadi. Ia bertanya dengan suara datar,

"Kak Fadil dan kakak-kakak yang lain kerja dimana? kok tidak pakai seragam kantor". Belum sempat dijawab, ia bertanya lagi. "apakah kakak dan lainnya akan berkunjung setiap hari?"

Agen #Obat Manjur bersama anak-anak korban kebakaran (dokpri)
Agen #Obat Manjur bersama anak-anak korban kebakaran (dokpri)
Lelaki yang ditanyai itu tahu betul bahwa suara itu mengandung kesedihan. Anak itu ingin mereka berlama-lama di sini. Setiap hari berkunjung. Sekedar menghadirkan tawa dan senyuman. Tatapan matanya menyimpan pengharapan akan jawaban menggembirakan, bukan jawaban yang akan membuat matanya berkaca-kaca.

Setelah kak Fadil menjawab dan menjelasankan. Alif seperti mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering berkutat dikepalanya: mengapa Tuhan menghadirkan ia kedunia ruang kumuh ini. Tuhan pun menghadirkan api yang melahap rumah kumuh keluarganya. Alif kini mengetahui bahwa kakak-kakak yang datang adalah sebuah komunitas. Terdiri dari pelbagai macam profesi. 

Kak Fadil pun yang seorang pengacara, memiliki jiwa sosial dan sikap integritas untuk melawan korupsi, ternyata dahulu bernasib tak jauh lebih buruk dari Alif saat ini. Adalah nilai-nilai kejujuran, kerja keras dan rajin belajar harus Alif tanamkan. sejauh mana mempersiapkan diri untuk masa depan.

Trauma Healing (dokpri)
Trauma Healing (dokpri)
"Terima kasih kakak-kakak" teriak anak-anak mengiring langkah kepergian anggota komunitas SIGI dan Obat Manjur meninggalkan tanah hitam. Alif berjanji mulai esok ia akan rajin kesekolah dan belajar untuk meraih cita-cita. Menjadi generasi harapan bangsa.

"Tuhan, apakah pertemuan singkat ini dengan mereka adalah permulaan dari Takdir baru yang aku selalu ucapkan dalam setiap doa? Haruskah Engkau bakar dulu rumahku agar mereka datang" ucapnya kepada langit. (12/09/2018)

Lokasi kebakaran (dokpri)
Lokasi kebakaran (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun