Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Budaya Menulis dalam Budaya Akademik

9 Mei 2011   03:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.2 Academic-driven quality (pengendalian kualitas akademik)

Kualitas adalah hal yang penting bagi sebuah perguruan tinggi untuk dilirik oleh mahasiswa, dosen dan karyawan yang memiliki kualitas terbaik untuk berkontribusi. Dalam transformasi budaya menulis hasil penulisan dari dosen, mahasiswa dan karyawan harus memiliki kualitas unggul yakni memiliki nilai lebih dari perguruan tinggi lainnya. Untuk mendapatkan kualitas akademik dalam bidang menulis dibutuhkan kontribusi tentang menetapkan standar mutu, proses pengendalian, umpan balik sebagai bentuk evaluasi. Menetapkan standar mutu memberikan jaminan kualitas secara keseluruhan aspek-aspek pengelolaan perguruan tinggi.

3.3 Innovation focus (memfokuskan pada inovasi/penemuan baru)

Memfokuskan pikiran pada upaya menjadi budaya menulis terdepan dengan dimensi baru dan berkemampuan tinggi, dan membuat agar melakukan inovasi dijadikan sebagai bagian dari budaya dan falsafah organisasi. Inovasi lahir dari sebuah ruang kebebasan dan dukungan untuk menciptakan hal-hal baru, penemuan baru yang didukung dari visi kepemimpinan perguruan tinggi. Inovasi memberikan sesuatu hal yang baru dalam proses transformasi. Inovasi mampu melahirkan standar baru yang membedakan dengan standar lama sebelum transforamasi budaya dilakukan. Dalam bidang dunia penulisan lahir inovasi tentang melahirkan karya, model atau penemuan baru dalam bidang akademik yang menjadi trend setter terbaru. Perguruan tinggi Jepang menjadikan inovasi sebagai trend setter untuk melahirkan ilmuan baru yang ditopang oleh budaya menulis yang inovatif dan sistematis.

3.4 Organizational and personal learning (belajar secara organisasi dan perorangan)

Pelaku dari perguruan Tinggi harus selalu belajar secara terus menerus mengenai segala hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, serta menanamkan semangat belajar orang perorang sebagai investasi. Pembelajaran organisasi didukung oleh pembelajaran secara individu. Pembelajaran secara individu didukung dengan ketersediaan ruang untuk berkerjasama sekaligus berkompetisi dalam organisasi perguruan tinggi. Dalam budaya menulis tercipta kerjasama sekaligus kompetisi bagi dosen, karyawan dan mahasiswa untuk terus belajar, melakukan riset yang menghasilkan karya-karya tulisan aplikasi bagi stakeholder perguruan tinggi.

4.5 Valuing people and partners (menghargai anggota dan rekan dari lembaga) Perguruan tinggi memiliki komitmen untuk selalu memberikan kepuasan kepada dosen, karyawan dan mahasiswa dalam mengembangkan dan memaksimalkan kemampuan budaya menulis. Selain memperhatikan kualitas tulisan, namun juga system kesejahteraan atas hasil tulisan dari dosen, mahasiswa dan karyawan. Sistem penghargaan meliputi factor instrinsik dan ekstrinsik bagi budaya menulis. Budaya saling menghargai menciptakan kenyamanan bagi anggota untuk melahirkan karya tulisan. Terjadi sebuah daya dorong secara ekstrinsik berupa penghargaan yang tersistem dan terstruktur dari pihak pimpinan.

4.6 Agility (Ketangkasan) Menciptakan ketangkasan dalam transformasi budaya menuslid dalam budaya akademik membutuhkan ketangkasan dari dosen, karyawan dan mahasiswa. Ketangkasan ini berupa kemampuan untuk menghasilkan karya tulisan. Ketangkasan ini tercipta dari pelatihan terstruktur, system penghargaan yang mendukung. Ketangkasan dari pelaku budaya akdemik mampu dan terampil dalam merespon segala hal yang harus dipenuhi maupun merespon tuntunan perubahan.

4.7 Knowledge-driven system (pengetahuan untuk mengendalikan sistem)

Perguruan tinggi harus mampu menggunakan secara efektif dan maksimal data, informasi dan pengetahuan dosen, karyawan dan mahasiswa untuk menguatkan budaya menulis untuk menunjuang budaya akademik unggul. Perguruan tinggi sebagai institusi berbasis pengetahuan bergerak atas ilmu pengetahuan yang dapat menghasilkan karya tulisan terbaik yang memiliki manfaat dalam proses belajar mengajar. Pengetahuan menjadi penggerak utama dari dosen, karyawan dan mahasiswa yang ditopang system penghargaan. Ketika pengetahuan tidak menjadi penggerak untuk melakukan transformasi akan tercipta konflik yang pada akhirnya merusak proses transformasi budaya menulis.

4.8 Society responsibility (Tanggung Jawab terhadap masyarakat sekitar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun