Ketiga daya ungkit Intelektual. Dorongan daya ungkit spiritual di dukung oleh daya ungkit emosional di padukan dengan daya ungkit intelektual. Penjabaran-penjabaran langkah penciptaan konsepsi visualisasi yang menggugah. Daya ungkit intelektual dapat kita lihat dari baginda Rasulullah Saw lewat pesan-pesan hadist beliau. Indonesia menggugat oleh Soekarno. Maen kaif oleh Adolt hitler walau itu adalah pembunahan. Kemudian Das Kapital kalr max, I Have a Dream yang disampaikan oleh Malcom X. Madilog karya Tan Malaka yang bernama Ibrahim.
Daya ungkit intelektual adalah sebuah gambaran utuh dari daya ungkit spiritual dan emosianal sang pemenang pembelajar. Melampaui daya ungkit lainnya yang menjadi dasar motivasi banyak kalangan baik dahulu maupun sampai sekarang.
dan Keempat daya ungkit materi/benda. Benda bergerak berdasarkan daya ungkit yang melekat ke dalam materi yang di dasarkan oleh daya ungkit spiritual, emosional dan intelektual. Sebuah pedang akan berbeda hasil yang di gunakan oleh mereka memilki daya ungkit spiritual, emosional dan intelektual. Pedang adalah sebuah simbolisasi materi dari sang pemenang pembelajar.
Contoh terbaik yang di gambarkan tentang dreaming adalah surge yang dinyatakan dalam beberapa kitab suci seperti Al-Qura’an dan juga beberapa dreaming lainnya seperti “khaira ummah”.
Kedua, Designing. Disainlah seperti arsitektur mendisain gambar sebuah bangunan dengan detail yang terukur dan jelas dalam bentuk visualisasi gambar dan juga ungkapan. Hal telah masuk pada tataran menata sumber daya yang akan terlibat yang telah ada pada titik awal sebuah dreaming.
Desgning (mendisain) adalah kemampuan tahap kedua setelah dreaming. Daya ungkit spiritual mendorong bentuk ruh yang melahirkan kekuatan materi-materi yang akan di gunakan nantinya untuk mewujudkan bentuk nyata dari dreaming.
Seperti seorang pelukis telah mengetahui warna apa saja yang akan digunakan, goresan-goresan dasar yang digunakan. Sapuan kanvas yang dibutukan dengan tekanan-tekanan yang berbeda satu sama lain.
Seperti seorang desainer yang telah melihat jenis kancing dan bentuk yang menjadi sebuah karya bertambah apik nan estetik. Mengetahui model jahitan yang pas untuk mewujudkan bentuk karya disain.
Seperti seorang pembantik yang meletakkan cangking yang sebelumnya telah di tiup dari komposisi warna yang telah di desain.
Seperti seorang pemahat yang mengetahui dengan berapa pukulan pada sebuah mata pahat yang berbeda dengan pahat yang lain dengan pukulan berbeda.
Seperti seorang penulis yang mengetahui penyusunan kata-kata yang mampu menjadikan orang terharu biru, memunculkan gairah keberanian, kekuatan untuk menjadi terbaik.
Ketiga. Desiring. Ketika daya ungkit Spiritual, Emosional, Intelektual dan Materil telah membentuk dreaming dan kemudian designing berbentuk sebuah lanskap dan miniature yang telah Nampak. Maka langkah selanjutnya adalah sebuah proses daya dorong. Sejauh mana kekuatan dorong kita yang terus menerus berdasarkan daya ungkit Kekuatan & Kecerdasan Spiritual, Kekuatan dan Kecerdasan Emosional, dan Kekuatan dan kecerdasan Intelektual dan terakhir Kekuatan dan Kecerdasan Materi yang di kelola untuk mewujudkan sebuah dream.