Mohon tunggu...
Dendi SwaranDanu
Dendi SwaranDanu Mohon Tunggu... Seniman - sanghana

kenapa saya menulis ? ini sebuah pertanyaan klasik yang sering dipertanyakan bagi mereka penulis, bahkan untuk saya yang ingin memulai. ini zaman penyebaran ide dimana-mana orang pada sadar untuk menyebarkan apa yang mereka tau. orang akan menyebarkan apa yang mereka punya dan orang akan menyebarkan apa karya mereka.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Abu dan Ceklah

28 Januari 2021   12:43 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:57 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ceklah  : ini talinya

Abu        : aman berarti kalau gak diikat, jadi dia bisa kabur, kalau manusia saja takut melihat Alex apalagi sapi, pasti sudah lari terbirit-birit, yang pasti Alex takkan mungkin ke Meunasah, mana mungkin orang sejahat itu kemari.

Sigam    : gak mungkin apanya. Meunasah ini gerbangnya kampong kita. Kalau mau kekampung kita ya harus melewati Meunasah dulu.

Abu/Ceklah : apa... (saling berpandangan kemudian mereka putar-putar panik)

Abu        : ini kunci rumahku...dan ini dompet walau isinya seribu rupiah kamu harus menjaganya (menyerahkan pada Sigam)

Ceklah  : peganglah tali ini...siapa pun yang pegang tali ini sapiku pasti nurut.

Masuk Alex membawa tas.

Alex       : Assalamu'alaikum..

Abu        : A...

Ceklah  : Lex...

Sigam    : walaikum salam...

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun