Mohon tunggu...
Dendi SwaranDanu
Dendi SwaranDanu Mohon Tunggu... Seniman - sanghana

kenapa saya menulis ? ini sebuah pertanyaan klasik yang sering dipertanyakan bagi mereka penulis, bahkan untuk saya yang ingin memulai. ini zaman penyebaran ide dimana-mana orang pada sadar untuk menyebarkan apa yang mereka tau. orang akan menyebarkan apa yang mereka punya dan orang akan menyebarkan apa karya mereka.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Abu dan Ceklah

28 Januari 2021   12:43 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:57 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Abu        : wah, gak mau Cek, itu obat yang tadi, minyak tanah.

Ceklah  : wah...Abu sudah bisa mengingat lagi ? berarti Abu sudah sembuh. Bayar seratus ribu...

(Abu dengan kesal memberikan uang 100 ribu dan pergi meninggalkan Ceklah)

Abu        : akhhhh (berteriak) sialan. Kali ini tidak boleh gagal lagi.

Ceklah  : wah...Abu, ada keluhan apa lagi Abu....

Abu        : mata saya rabun tidak dapat melihat apa-apa dengan jelas...

Ceklah  : mohon maaf Abu...kalau penyakit seperti itu saya tidak dapat menyembuhkannya...ini uang 1 juta seperti janji saya....(memberikan uang dua ratus ribu)

Abu        : wah....ini Cuma dua ratus ribu.

Ceklah  : wah...bapak sudah dapat melihat dengan jelas....anda sudah sembuh...bayar seratus ribu...

Abu        : kurang ajar...mengapa saya terus dikerjain....

Bangun dari tidur. Ceklah menggoyang-goyangkan badan Abu

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun