Mohon tunggu...
SANG GURU BIMBEL
SANG GURU BIMBEL Mohon Tunggu... Guru - Sang Guru Management

SANG GURU MANAGEMENT LKP SANG GURU LPK SANG GURU TOKO SG BEAUTY

Selanjutnya

Tutup

Horor

Bayang Kelam Klinik Kencana

21 Oktober 2024   13:42 Diperbarui: 21 Oktober 2024   14:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rina dan Sari, dua mahasiswi keperawatan dari Universitas Pertiwi, baru beberapa hari menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Klinik Kencana, sebuah bangunan tua di sudut Desa Sukatani. Klinik ini telah lama ditutup karena sejarah kelam yang menyelimutinya, namun kini kembali beroperasi. Dari luar, klinik ini tampak normal---tenang, bahkan terlihat damai, tapi begitu melangkah masuk, ada sesuatu yang aneh dan membuat dada terasa sesak."Sari, kamu nggak merasa tempat ini... lain ya?" tanya Rina pada suatu sore, sambil menatap langit-langit klinik yang tinggi dan gelap. "Dari pertama kali kita datang, aku udah ngerasa hawa di sini berat banget."Sari hanya tersenyum kecil, mencoba menghilangkan kecemasan sahabatnya. "Ah, Rin, kamu itu kebanyakan mikir. Klinik ini udah lama tutup, mungkin aja energinya belum stabil. Lagian, kita di sini cuma buat PKL, nggak ada yang perlu ditakutin."

Meski begitu, Sari tak bisa menutupi perasaan tidak nyaman yang perlahan merayap di benaknya, apalagi setelah seorang pasien misterius datang untuk diperiksa di poli gigi. Wanita berambut panjang, wajahnya pucat, hampir tak bergerak selama pemeriksaan. Dia hanya menatap lurus ke depan, tak banyak bicara, seakan tubuhnya ada di sana, tapi jiwanya entah di mana.

Malamnya, setelah klinik tutup, Rina tidak bisa tidur. Suara angin yang berhembus kencang di luar asrama terdengar seperti rintihan. Ia membuka matanya dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tiga dini hari---waktu yang selalu dianggap sebagai "waktu roh." Tanpa sadar, tangannya gemetar, dan suara langkah kaki pelan terdengar di luar kamar.

"Tok... tok... tok..."

Langkah itu semakin mendekat. Rina bangkit dari tempat tidur, rasa takut menyelimuti seluruh tubuhnya. Ia berpikir, mungkinkah itu Sari? Tapi kenapa di jam segini?

Dengan ragu, Rina membuka pintu kamar. Lorong asrama sepi, hanya lampu redup yang menyinari jalan sempit di depannya. Saat Rina hendak berbalik, ia melihat sesosok bayangan---wanita berambut panjang, seperti pasien yang datang sore tadi. Wanita itu berdiri di ujung lorong, menundukkan kepala. Rambutnya menjuntai, menutupi sebagian wajahnya. Rina menelan ludah, mulutnya kering.

"Sari?" panggil Rina pelan, berharap itu hanya halusinasinya.

Namun wanita itu tidak menjawab, hanya diam, seperti patung yang tak bernyawa. Rina berusaha untuk tidak panik, tapi saat ia hendak melangkah mundur, wanita itu tiba-tiba bergerak cepat, berjalan mendekat dengan langkah panjang yang mengerikan. Rina menutup pintu dengan cepat, tubuhnya gemetar hebat. Dari balik pintu, terdengar suara ketukan keras, tok... tok... tok..., semakin lama semakin kuat.

"Rina! Ada apa?" Tiba-tiba Sari berlari ke kamar, wajahnya pucat, penuh kekhawatiran.

"Sari, ada... ada seseorang di luar. Aku---aku lihat dia," Rina berusaha mengontrol napasnya yang tersengal-sengal.

Sari menggeleng. "Tidak ada siapa-siapa di luar, Rin. Aku nggak lihat apa-apa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun