Ares bangkit berdiri dengan tatapan tajam. "Siapa kau yang berani mengganggu kami?"
Pria itu tertawa sinis. "Aku adalah seorang penjaga. Tugasku adalah memastikan bahwa entitas seperti kalian tidak berada di dunia ini. Kami tidak bisa membiarkan dunia manusia terus terpengaruh oleh makhluk-makhluk mitologi yang telah lama kita larang."
Xavia dan Ares saling pandang, mereka menyadari bahwa ini adalah konfrontasi yang tidak bisa dihindari. Dalam sekejap, suasana menjadi tegang. Ares siap untuk bertindak, sementara Xavia mencoba mencari cara untuk menyelesaikan konflik ini dengan damai.
Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, tiba-tiba muncul kekuatan yang melingkupi mereka berdua. Sebuah cahaya putih terang menyelimuti atap bangunan itu, memancarkan kekuatan yang begitu kuat sehingga pria itu terpental ke belakang.
Saat cahaya reda, Xavia dan Ares melihat sosok yang tak terduga berdiri di hadapan mereka. Itu adalah Zeus, dewa tertinggi dalam mitologi Yunani.
"Diamlah, penjaga," ucap Zeus dengan suara yang memenuhi ruang. "Mereka adalah bagian dari takdir yang lebih besar."
Pria penjaga itu menundukkan kepala dengan patuh. "Maaf, Tuan," katanya sambil menghilang begitu saja.
Xavia dan Ares terdiam, terpesona oleh kehadiran Zeus sendiri. Tapi Zeus tersenyum ramah kepada mereka berdua.
"Anak-anakku, cinta kalian telah menciptakan getaran yang luar biasa di alam semesta ini," kata Zeus dengan lembut. "Kalian telah membuktikan bahwa cinta tidak mengenal batas zaman atau dimensi. Kalian adalah contoh dari harmoni yang sejati antara dunia manusia dan mitologi."
Xavia dan Ares bertatapan dengan penuh kehangatan. Mereka merasakan getaran energi yang mengalir di antara mereka, mengikat mereka lebih erat lagi.
"Dengan restu ini, kalian bebas untuk menjalani kehidupan bersama," lanjut Zeus. "Jangan pernah lupakan bahwa cinta kalian adalah sesuatu yang kuat dan suci. Jagalah satu sama lain, dan jagalah keharmonian yang kalian raih."