Ilustrasi sekilas mengenai Bunga yang diterima di salah satu SMA negeri, mengingatkan kita betapa orangtua Bunga menginginkan anaknya bisa sekolah di sekolah negeri.
Bunga bukan satu-satunya anak yang diinginkan orangtuanya bersekolah di sekolah negeri. Masih banyak tentunya Bunga lain yang masuk ke sekolah negeri dengan cara 'akal-akalan' yang dilakukan para orangtuanya.
Tanpa disadari, orangtua yang 'mengakal-akali' anaknya agar bisa bersekolah di sekolah negeri, telah menciptakan generasi 'akal-akalan' di kemudian hari.
Generasi 'akal-akalan' ini sangat 'related' dengan generasi strawberry dan generasi kanguru, yang saat ini tengah melanda gen Z dan gen alpha.
Pasalnya, apa yang dilakukan orangtua dengan cara 'mengakal-akali' anaknya agar bisa di sekolah negeri, mirip dengan perlakuan orang ketika menanam dan merawat tanaman buah strawberry yang diperlakukan secara istimewa.
Sedangkan generasi kanguru merupakan generasi dimana seorang anak memiliki ketergantungan dan selalu ikut kemana orangtuanya melangkah. Seperti halnya anak kanguru, selalu ada dalam kantong induknya.
Sementara dalam konteks pola asuh, orangtua yang 'mengakal-akali' anaknya agar bisa bersekolah di sekolah negeri, dapat pula dikategorikan sebagai pola asuh 'permisif'.
Orang tua dengan pola asuh 'permisif' memang cenderung memprioritaskan kenyamanan dan memiliki kecenderungan untuk selalu memanjakan anaknya.
Anak yang kemudian mulai memahami cara orangtuanya yang 'mengakal-akali', tanpa disadarinya menyerap juga pola dan gaya orangtua mereka. Sebab anak sebagaimana dikatakan para ahli, merupakan seorang peniru yang ulung.
Maka tak heran, ketika anak-anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh 'permisif', ketika menghadapi masalah selalu meminta bantuan dan pertolongan orangtua alias tidak mandiri.
Ketika anak mengingat lagi apa yang pernah dilakukan orangtuanya saat memasukan ke sekolah negeri dengan cara 'mengakal-akali', anak cenderung akan mengikuti pola dan cara orangtua mereka di kemudian hari.