Bunga (nama samaran) alangkah bahagianya bisa masuk salah satu SMA Negeri. Saat proses PPDB tahun lalu, Bunga menggunakan jalur zonasi.
SMA negeri tempat Bunga sekolah, sebenarnya letaknya cukup jauh dari rumahnya. Akan tetapi namanya muncul di deretan teratas calon siswa yang jarak rumahnya sangat dekat dengan sekolah tersebut.
Hingga pada akhir proses online PPDB, nama Bunga tetap bertengger di barisan teratas, dan akhirnya Bunga lolos sebagai siswa di SMA negeri tersebut.
Bunga sendiri sebenarnya kurang mengerti kenapa dirinya bisa bersekolah di SMA negeri tersebut, karena dia hanya mengikuti apa kata orangtuanya saja.
Lewat jalur prestasi akademik dan non akademik, Bunga memang tidak bisa menggunakan jalur tersebut. Nilai Bunga sejak kelas 7 sampai kelas 9, bisa dibilang pas-pasan. Begitu juga dengan prestasi non akademik, Bunga tidak memiliki satu pun prestasi non akademik.
Sementara jika memilih jalur afirmasi, secara ekonomi, Bunga berasal dari keluarga yang mampu. Sehingga untuk mengambil jalur tersebut, Bunga tidak akan bisa lolos.
Begitu juga jika Bunga menggunakan jalur kepindahan tugas orangtua, Bunga punya ayah yang bekerja di wilayah DKI Jakarta, sehingga tidak mungkin Bunga memilih jalur tersebut.
Satu-satunya yang memungkinkan Bunga bisa sekolah di sekolah negeri yakni lewat jalur zonasi. Pasalnya jalur zonasi, konon paling mudah dan gampang untuk 'diakal-akalin'.
Lewat berbagai cara dan upaya, Â orangtua Bunga mulai mendaftarkan Bunga lewat jalur zonasi. Orangtua Bunga kemudian menemui seseorang yang dianggap 'bisa' meloloskan sang putri di sekolah negeri tersebut.
Setelah orangtua Bunga dan orang tersebut beberapa kali bertemu dan berkomunikasi, tiba-tiba nama Bunga muncul di website PPDB online. Dan, Bunga pun akhirnya diterima di SMA negeri tersebut. Â