"Naskah Robohnya Surau Kami di Istora Senayan Jakarta, naskah Perjalanan Kehilangan, naskah Kereta Kencana, naskah Penyair dan Asylum, dan beberapa naskah lainnya untuk Testival Teater Jakarta. Pentas naskah Death and The Maiden di GBB TIM bersama teater KAMI milik mas Harris Pribadi, tafsir naskah King Lear kerjasama Japan Foundation di Bulungan, Jakarta." beber Aida.
Selain Dubber dan dunia teater, Aida terbilang cukup moncer karirnya di pentas tari tradisional.
"Karya tari yg pernah diikuti tergabung di  komunitas Wulangreh Omah Budaya dengan pengajar ibu Dewi Sulastri. Sudah menari beberapa tarian Jawa karya ibu Dewi Sulastri."
"Harapannya akan terus berkesenian dan berkarya. Saat ini tengah menyiapkan penciptaan seni bertema feminisme terkait minimnya keterlibatan perempuan dalam panggung teater. Ini merupakan bagian dari tugas akhir di S2 IKJ." tutup Aida.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H