Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangis Berkelindan Tawa

7 November 2021   14:00 Diperbarui: 7 November 2021   14:14 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menangis ialah saat mata meneteskan air sedangkan tertawa ialah mengeluarkan suara dari mulut sambil terkekeh dengan perut terguncang bergerak naik turun setelahnya diam setelah lelah tiada tertahan lagi. 

Kemudian dari situ engkau berpikir dan orang lain menilaimu sedang memahat di atas air sungai yang mengalir deras menuju samudera hati dimana di permukaannya nampak bahtera-bahtera membawa sepasang lelaki dan perempuan yang mengikat janji untuk sehidup semati dalam sakral sebuah perkawinan.

Tangis dan tawa lalu pecah saat perempuan yang engkau bawa dengan bahtera tadi melahirkan seorang anak ketika engkau sedang berjalan dengan memanggul sekarung masalah di awal mula pernikahan yang tak mudah itu. 

Kemudian tangis dan tawa itu engkau simpan dihadapan orang lain agar tak terlihat bahwa engkau sesungguhnya sedang berbahagia tetapi juga bersedih hati.

*******

Ciledug - (7/11/2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun