Pemerintah kembali melarang mudik lebaran untuk kedua kali selama masa pandemi Covid-19 ini. Pelarangan mudik pemerintah, rupanya wajib diikuti pula oleh Pemprov DKI Jakarta.Â
Guna merealisasikan dukungan itu, Pemprov DKI akan menertibkan terminal bayangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Lantas, bagaimanakah dengan nasib agen bis AKAP Pondok Pinang yang menurut anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike juga harus ditertibkan karena lokasi itu dikatakannya sebagai terminal bayangan?
Saya sengaja menanyakan hal ini langsung kepada Pengelola Agen Bis Akap Pondok Pinang bernama Hupaima Sidabutar. Bapak asli orang Batak ini pun terkejut karena sepengetahuan dirinya tak ada terminal bayangan di Pondok Pinang ini.
Hupaima menjelaskan bahwa bis-bis yang di area yang dikatakan anggota DPRD DKI Jakarta ibu Yuke Yurika itu sebagai terminal bayangan, bukan merupakan sebuah terminal, melainkan namanya agen bis AKAP Pondok Pinang.
"Kami di sini adalah korban dari penggusuran terminal Lebak Bulus yang mana setelah di situ dibangun Stasiun MRT, kami tidak mendapat tempat akhirnya sekitar 30-an agen bis AKAP sepakat menetap di sini dan saya yang mengelolanya. Sejak ada di sini, saya sudah tulis besar-besar di pintu masuk bahwa ini bukan terminal bayangan tapi Agen Bus AKAP," beber Hupaima sambil tangannya menunjuk plang yang dia maksudkan.
Ketika Hupaima, pengelola, PO bis, pegawainya, stafnya, para pedagang, para supir, kernet, tukang parkir, tukang ojek, penjaga WC umum, hingga pengamen, mengetahui ada rencana penertiban bahkan dikabarkan bakal ditutup lokasi tempat mereka menggantungkan nasib selama ini.
Hal itu karena disebut terminal bayangan menjadi alternatif perusahaan otobus yang tidak memiliki izin untuk mengoperasikan armadanya, tentu kesal mereka semua.
Pasalnya, sejak ada di lokasi Pondok Pinang ini keberadaan mereka sudah mengantongi izin. Baik masing-masing agen PO maupun pengelola sudah memiliki izin operasional.
"Kalau ditertibkan dalam arti mau ditutup lokasi ini, anggota DPRD itu sungguh kejam ya kalau begitu. Karena di sini banyak sekali orang mencari nafkah. Mulai dari sopir, kernet, tukang angkut barang, pedagang, pengamen, tukang parkir, tukang ojek, dan lainnya. Mau ke mana mereka mencari nafkah kalau ini ditutup? Dia kan wakil rakyat jadi harus tahu dong bagaimana Covid-19 ini membuat lapangan pekerjaan jadi tidak ada dan PHK di mana-mana," jelas Hupaima dengan intonasi suara yang lumayan tinggi.
Pria berbadan cukup berisi ini rupanya keberatan dengan adanya pernyataan dari seorang anggota DPRD DKI Jakarta bernama Yuke Yurike ini. Kekesalannya itu tadi, lokasi yang dia kelola sejak tahun 2014 itu dikatakan adalah terminal bayangan yang harus ditertibkan menjelang mudik pada tanggal 6 sampai 17 Mei mendatang.
Karena dengan adanya terminal bayangan seperti di Pondok Pinang itu, sang Dewan juga menduga akan ada cluster baru dari Covid-19 ini. Hupaima pun dibuat meradang dengan tudingan itu.
Hupaima melanjutkan, keberadaan agen bis AKAP Pondok Pinang ini merupakan lokasi dimana jika ada bis yang masuk, penumpang sudah bisa langsung naik dan bis langsung jalan.
"Jadi tidak ada itu yang namanya penumpukan penumpang yang katanya tempat ini bisa  jadi cluster Covid-19. Di sini kita menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, memakai masker, menjaga jarak. Setiap PO juga memperhatikan prokes di dalam bis mereka. Kita juga pasang spanduk di depan bahwa kawasan ini wajib memakai masker," imbuh Hupaima.
Selaku pengelola, Hupaima menegaskan jika pada prinsipnya seluruh agen bis AKAP di Pondok Pinang akan mengikuti arahan pemerintah mengenai pelarangan mudik pada tanggal 6 sampai 17 Mei mendatang.
"Kalau nanti memang pada tanggal tersebut ada pelarangan mudik, ya kita pasti mengikuti arahan itu. Karena kita bergantung dengan bis. Kalau bis tidak masuk, ya berarti tak ada operasional. Jadi kita menunggu arahan pemerintah," lanjut Hupaima.
Sebaiknya kata Hupaima, anggota DPRD DKI Jakarta itu sebelum mengeluarkan statement, meninjau terlebih dahulu lokasi agen bis AKAP Pondok Pinang yang selama ini sangat dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat.
Sikap keberatan terkait statement Yuke yang meminta ditertibkannya agen bis AKAP Pondok Pinang juga dilontarkan seluruh perusahaan Pengangkutan Otobus (PO) yang ada.
"Benar yang dikatakan pak Sidabutar bahwa di sini bukan terminal tapi di sini agen lintasan. Pihak pengelola juga punya izin sebagai agen lintasan. Kalau terminal, kan, punya pemerintah. Jadi kita menunggu realisasi pemerintah membangun terminal pengganti Lebak Bulus. Sambil menunggu makanya pengelola membuatkan tempat untuk kita melanjutkan usaha dan mencari nafkah. Kita akan pindah kalau sudah ada terminal," ujar pengurus PO Madu Kismo dan Sentrum bernama Alex
"Waktu Lebak Bulus digusur kita ngga tahu akan kemana. Pemerintah kan berjanji mengurangi pengangguran dan kemiskinan tapi kok ini nggak dikasih penggantinya. Maka pengelola membuat ini sebagai jalur lintasan. Kalau mau ditutup harus ada realisasi terminal pengganti dong. Kita kan butuh makan," tambahnya.
Seorang korban dari pembongkaran terminal Lebak Bulus bernama Manik juga menyayangkan jika agen bis AKAP Pondok Pinang benar-benar akan ditutup sebagaimana statemen dari anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike itu.
"Sangat naif dengan statement anggota DPRD DKI Jakarta ibu Yuke itu yang katanya mau menutup agen bis AKAP Pondok Pinang ini. Coba dikaji ulang dan disurvei benar-benar dan jangan begitu membuat pernyataan yang membuat kami jadi resah," ungkap Manik.
Protes juga disampaikan perwakilan supir AKAP jika agen bis AKAP Pondok Pinang benar-benar akan ditutup.
"Saya mewakili supir AKAP keberatan jika agen bis AKAP Pondok Pinang ini ditertibkan atau ditutup. Jika ditutup, akan ke mana kita nantinya. Kita juga butuh pekerjaan untuk menghidupi anak dan istri. Jadi sekali lagi saya mewakili supir serta kernet disini memprotes jika benar ini mau ditertibkan apalagi ditutup sebagaimana pernyataan dari anggota DPRD itu," ujar Johnson yang sehari-hari membawa bis AKAP jurusan Jawa Tengah.
Hal senada disampaikan para penumpang di agen bis AKAP Pondok Pinang. Mereka umumnya menyayangkan jika lokasi ini ditutup atau ditertibkan.
![Seorang calon penumpang di agen bis AKAP Pondok Pinang. Foto: Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/08/20210408-060711-606e3b9bd541df6fba25a2f3.jpg?t=o&v=770)
Hal senada disampaikan calon penumpang lain yang merasa keberatan jika keberadaan agen bis AKAP Pondok Pinang ditertibkan atau ditutup.
"Kalau tempat ini mau ditutup, terus kita mau naik dimana? Bisa lebih jauh lagi pastinya. Menurut saya ngga usahlah ditutup tempat ini karena sebagai calon penumpang sudah sangat nyaman disini sebab nggak ada calo apalagi orang iseng nggak ada tuh," ujar calon penumpang lain bernama Setiono.
Seperti diketahui, anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menyampaikan perihal penertibkan terminal bayangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Salah satunya adalah keberadaan agen bis AKAP Pondok Pinang yang disebutnya sebagai terminal bayangan.
Politisi PDIP ini pun mencontohkan keberadaan terminal bayangan di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Di terminal tersebut, kata dia, puluhan perusahaan otobus tujuan Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Sumatera, bebas beroperasi tanpa pengawasan petugas.
"Jika terminal bayangan ini tidak ditertibkan, saya khawatir saat Lebaran nanti banyak masyarakat yang berangkat dari sana. Hal ini tentu berpotensi menjadi lokasi dan penyebaran Covid-19," kata dia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI