Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Muhasabah Sebelum Bebas

19 Februari 2021   00:27 Diperbarui: 19 Februari 2021   00:39 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayahmu ada?"

"Masih jarang pulang" jawab Halimun.

Aku tak lanjutkan bertanya. Aku sudah tahu, Pras pasti pulang ke rumah ibunya.

"Ibu mau kamu sabar dan tabah Halimun"

Halimun menatapku. Aku balas menatapnya. Aku lihat air mata menetes dari kedua bola mata putriku.

Aku tempelkan kedua tangan ke kaca, Halimun mengikuti gerakan tanganku. Ada perasaan yang sama kami rasakan.

"Waktu besuk selesai!" terdengar suara petugas lapas.

Halimun pulang ke rumah. Aku kembali ke dalam sel.

Beberapa hari setelah kedatangan Halimun, Pras sambangiku. Aku sebenarnya malas menemuinya. Tapi karena masih menghormatinya, aku tetap menemui Pras.

Pras kemudian bercerita mengenai Halimun dan kehidupannya pasca aku mendekam di penjara. Aku biasa-biasa saja merespon.

Kemudian sesuatu yang tak kuduga dari Pras datang. Pras bercerita kalau dirinya belum bercerai dengan Gianti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun