"Ayahmu ada?"
"Masih jarang pulang" jawab Halimun.
Aku tak lanjutkan bertanya. Aku sudah tahu, Pras pasti pulang ke rumah ibunya.
"Ibu mau kamu sabar dan tabah Halimun"
Halimun menatapku. Aku balas menatapnya. Aku lihat air mata menetes dari kedua bola mata putriku.
Aku tempelkan kedua tangan ke kaca, Halimun mengikuti gerakan tanganku. Ada perasaan yang sama kami rasakan.
"Waktu besuk selesai!" terdengar suara petugas lapas.
Halimun pulang ke rumah. Aku kembali ke dalam sel.
Beberapa hari setelah kedatangan Halimun, Pras sambangiku. Aku sebenarnya malas menemuinya. Tapi karena masih menghormatinya, aku tetap menemui Pras.
Pras kemudian bercerita mengenai Halimun dan kehidupannya pasca aku mendekam di penjara. Aku biasa-biasa saja merespon.
Kemudian sesuatu yang tak kuduga dari Pras datang. Pras bercerita kalau dirinya belum bercerai dengan Gianti.