Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jadah (Yang Tak Diharap)

10 Februari 2021   18:30 Diperbarui: 10 Februari 2021   18:36 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.walpaperlist.com

Dari suara yang kudengar, dokter tersebut sepertinya sudah cukup tua.

"Adakah identitas.pasien ini?" tanya dokter kembali ke perawat.

"Namanya Jadah. 22 tahun. Singel." respon seorang perawat.

"Jadah? Nama yang menarik. Bawa semua berkas identitas pasien ini ke ruangan saya." tutup sang dokter seraya meninggalkan ku.

Saat itu ku belum bisa berbicara apa-apa. Rasa sakit akibat hantaman mobil membuatku hanya bisa terbaring.

Dokter Frans Suseno terduduk di ruang kerjanya. Jari-jarinya nampak diketuk-ketuk ke meja.

"Tanda hitam di perut kanan pasien itu? Dia masih hidup? Tidak.mungkin." sang dokter membatin penuh rasa heran.

"Sudah 22 tahun berlalu. Sudah sangat lama. Apa mungkin? Penghianat kamu Ambar!" wajah sang dokter nampak mengeluarkan amarah yang ditahannya.

Dokter Frans kemudian keluar ruangan. Dia bermaksud menemui dokter bedah Ambarita di ruangannya. Namun dokter bedah Ambarita sudah pulang.

Dokter Frans lalu memutuskan menemui dokter bedah Ambarita di rumahnya. Tiba di rumah Ambarita, Frans marah besar. Dia menyalahkan Ambarita setelah mengetahui pasien yang ditanganinya adalah anak yang dulu ingin dia bunuh melalui tangan Ambarita.

"Kamu bilang sudah menghabisi nyawa bayi itu tapi nyatanya bayi yang ada tanda hitam di perut kanannya itu sekarang masih hidup. Sekarang dia ada di ruang rawat inap." ujar Frans marah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun