Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Butuh Semangat untuk Tingkatkan Kepercayaan Diri

26 Januari 2022   17:17 Diperbarui: 27 Januari 2022   11:26 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbaikan dapat dimulai dengan memberikan semangat sederhana saat sang anak berhasil melakukan kegiatan penting. Misalnya, sang anak baru bisa menyuapkan nasi dengan sendoknya sendiri, atau saat mereka bisa mengendarai sepeda roda duanya, atau saat mereka menyelesaikan ujiannya dengan nilai 60, dan lain sebagainya.

Bukankah anak adalah permata yang berharga bagi hidup orang tuanya? Lantas mengapa orang tua menganggap anak hanya objek yang cukup dikasih makan sebagai bukti tanda sayang? Mengapa orang tua malas memuji anak dan memberikan semangat di saat mereka berhasil atau sedang kesulitan?

Terakhir, sebaiknya orang tua berhenti memaki anak dengan kalimat kotor dan negatif. Orang tua baiknya mengatakan "pintar ya" atau "bukan begitu dong, pintar" saat sang anak melakukan kesalahan. 

Sebab, semakin orang tua memakinya dengan kata-kata dan kalimat kotor dan negatif, maka sang anak secara otomatis merekam kata dan kalimat orang tuanya, lalu perlahan mewujudkannya dalam kehidupan sendiri. 

Bagi sang anak, setiap perkataan orang tua adalah perintah yang wajib dilakukan. Jadi, bijaksanalah memilih kata dan kalimat supaya anak sendiri tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang hebat dan luar biasa. FIN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun