Mohon tunggu...
Sandy Oogway
Sandy Oogway Mohon Tunggu... Tutor - Friendly Coach No.1 Indonesia

Praktisi Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Zona Nyaman Sesungguhnya

30 November 2021   15:41 Diperbarui: 2 Desember 2021   03:06 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zona nyaman rupanya tidak hanya tercipta karena kita tidak memanfaatkan kelebihan waktu usai melakukan pekerjaan utama. 

Zona nyaman juga dapat dibuat atasan agar kita - secara otomatis - mengundurkan diri karena merasakan kebosanan dan kejenuhan di kantor.

Fenomena ini saya namakan perangkap zona nyaman. Penyematan nama tersebut saya berikan karena perangkap ini terjadi begitu alami dan sangat lembut dalam rutinitas kita. Sehingga, kita sama sekali tidak menyadari saat kita masuk ke dalam perangkap zona nyaman dan tinggal menunggu waktu untuk menghancurkan diri sendiri karena kita mengundurkan diri tanpa pengetahuan dan pengalaman lebih pada pekerjaan baru di bidang profesi baru.

Perangkap zona nyaman ini terkadang digunakan perusahaan untuk menghindari pemberian uang pesangon karena memecat karyawannya. 

Konsep ini dilakukan perusahaan bila konsep pindah memindahkan karyawan - sang target - dinilai gagal dilakukan karena sang target justru berprestasi dalam setiap posisi barunya.

Lantas, apa indikatornya bila kita masuk ke dalam perangkap zona nyaman? Yuk! Kita amati bersama agar kita waspada dan lebih giat untuk berkarya di kantor masing-masing.

1. Dibebaskan Dari Tugas Sulit

Pada perangkap zona nyaman pertama ini, atasan sama sekali tidak memberikan tugas berat pada kita selama bekerja sama dengannya. Bukan alasan kepercayaan pada kita, melainkan biasanya karena atasan mengalami ketakutan bila prestasinya akan tersusul oleh kita. Bila tugas sulit diberikan pada kita, lalu kita berhasil menyelesaikannya, maka kita dianggap perusahaan berjasa dan berprestasi. 

Dampaknya, kita akan mendapatkan promosi kenaikan jabatan atau bonus lebih. Nah, alasan itulah yang ditakuti sebagian atasan pada bawahannya. 

Dengan kenaikan jabatan secara berkala dan terus menerus, maka dipastikan kita akan menyusulnya. Apalagi bila kerja sang atasan tidak lebih baik dari kita. Untuk alasan itulah, sang atasan biasanya memaku kita di satu posisi tanpa tugas berat.

Bagi kita yang belum mengetahuinya, kita akan terlena untuk bersenang-senang menghabiskan waktu tanpa kegiatan bermanfaat selama di kantor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun