Mohon tunggu...
Sandy Oogway
Sandy Oogway Mohon Tunggu... Tutor - Friendly Coach No.1 Indonesia

Praktisi Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Zona Nyaman Sesungguhnya

30 November 2021   15:41 Diperbarui: 2 Desember 2021   03:06 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi saat saya harus mengikuti sejumlah pelatihan jurnalistik di dalam dan luar kota. Wow! Saya merasakan tekanan mental luar biasa dan hampir berhenti untuk bekerja sebagai jurnalis.

Dua tahun kemudian. Tepatnya di tahun 2010. Saya mulai mencintai pekerjaan sebagai jurnalis. Alasannya sederhana, saya sudah pandai membuat berita dengan indikator bahwa tulisan saya sudah dinilai baik oleh atasan. 

Begitu pula dengan materi liputan dan sudut pandang berita yang saya pilih. Perkembangan positif itu membuat saya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan sebuah naskah berita berdurasi 5-6 menit dalam waktu beberapa jam. Itupun sudah termasuk perbaikan dari atasan.

Otomatis, saya memiliki waktu luang lebih banyak karena saya lebih cepat menyelesaikan penulisan naskah berita. Dalam sepekan, saya memiliki waktu luang sekitar 8-12 jam. 

Saya tidak merasa senang dengan banyaknya waktu luang itu. Saya justru mengalami kebingungan untuk melakukan aktivitas lain. 

Sebagian teman mengajak saya untuk memanfaatkan waktu luang dengan berbincang santai. Sebagian teman lainnya mengajak saya berjalan-jalan di luar kantor. 

Waktu luang saya habis dengan aktivitas tanpa hasil bagi diri sendiri dan orang lain. Saya lalu terseret pada kebiasaan santai dan perlahan masuk ke dalam zona nyaman.

September 2011, saya berkoordinasi dengan orang tua untuk menyesuaikan pendapatan per bulan karena saya ingin melanjutkan kuliah pada jenjang strata dua. 

Saat itu, saya hanya ingin memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan lain yang lebih baik dari pada sekedar berbincang atau jalan-jalan. Saya pun menjalani kuliah di salah satu univertas terkemuka di Jakarta. 

Setahun saya kuliah, saya masih merasakan kenyamanan tanpa batas di tempat kerja. Akibatnya saya mulai merasakan kejenuhan. 

Pada situasi begitu, saya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan baru di salah satu stasiun televisi nasional. Usai diterima sebagai produser, saya mulai berkarya dengan sejumlah tantangan baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun