Rasulullah membenci tidur malam (sebelum salat Isya) dan berbincang-bincang yang tidak bermanfaat setelahnya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Menjalani puasa Ramadan selama 30 hari penuh bukan alasan bagi kita untuk bermalas-malasan, termasuk dalam hal menjaga kondisi tubuh agar tetap fit menjalani aktivitas sehari-hari.
Olahraga pun tetap dapat kita dilakukan saat berpuasa agar tubuh segar dan bugar sepanjang hari.
Selain olahraga, pola tidur atau istirahat yang baik juga tetap harus kita jaga kualitasnya, sehingga stamina kita tetap optimal sampai akhir.
Seperti yang dituturkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, terdapat setidaknya empat hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur pola tidur selama puasa Ramadan.
Apa saja keempat hal yang dimaksud?
1. Tidur lebih cepat.
Mengingat kita akan bangun lebih awal dari biasanya, memajukan waktu tidur adalah solusi yang sangat penting kita lakukan.
Sebagai contoh, dr. Dini menjelaskan bahwa jika kita terbiasa tidur pukul 10 malam, maka cobalah untuk mulai tidur satu jam lebih awal dari waktu tersebut.
2. Perhatikan lingkungan tempat tidur.
Pastikan suasana kamar kita dalam kondisi tenang dan minim cahaya untuk memastikan kualitas tidur terjaga dengan baik.
Bila perlu, kita dapat menggunakan masker mata (earplug) guna memudahkan tubuh agar lekas tertidur dan istirahat.
3. Memakai power nap.
Tidak ada salahnya untuk menggunakan power nap selama 20 menit di sela kegiatan untuk mengembalikan stamina.
Meski begitu, penggunaan power nap sebaiknya tidak lebih dari 20 menit karena tidur yang terlalu nyenyak justru menimbulkan rasa lelah pada tubuh.
4. Jaga kualitas menu makanan.
Saat berbuka dan sahur, sebaiknya hindari makanan yang kaya dengan kalori, gula, terlalu pedas, dan makanan yang digoreng dengan banyak minyak.
Pasalnya, sistem pencernaan dalam tubuh kita perlu usaha ekstra untuk mengolah asupan tersebut, yang mana menurut dr. Dini berisiko mengganggu waktu tidur.
Lebih jauh, dr. Dini juga membeberkan bahwa saat berpuasa, tubuh tetap memerlukan aktivitas fisik secukupnya. Jadi, agar stamina tubuh tetap seimbang, jangan menjadikan puasa sebagai alasan untuk tidak melakukan aktivitas fisik.Â
Anjurannya, kita cukup melakukan aktivitas fisik intensitas ringan seperti jogging atau berjalan cepat 30 menit per hari.
Tentu saja, ketika beraktivitas fisik atau berolahraga pun kita harus paham dengan kondisi tubuh kita sendiri. Ketika tubuh sudah mulai merasa lelah, jangan memaksakan diri untuk melanjutkan olahraga.
Porsi Makanan yang Tepat saat Puasa
Selama puasa, kebutuhan kalori tubuh tetap harus kita jaga. Hal ini penting untuk memastikan kita tetap punya energi dalam menjalani aktivitas fisik harian.
Kebutuhan kalori rata-rata orang Indonesia adalah sebesar 1.700-2.000 per hari. Saat puasa, kita dapat mencukupi kebutuhan kalori tersebut dengan menyusun pembagian porsi makan; sebanyak 40 persen saat sahur, 50 persen saat berbuka, dan 10 persen setelah selesai salat tarawih.
Kita juga perlu menjaga pola makan sehat dengan memperhatikan asupan makanan selama bulan puasa Ramadan, yaitu makanan dengan nutrisi yang seimbang.
Di antara menu untuk sahur maupun untuk berbuka puasa yang bernutrisi antara lain: protein, serat, lemak, serta vitamin seperti vitamin A, B, dan C. Unsur-unsur gizi dalam makanan ini bisa memberikan kebugaran bagi tubuh kita sepanjang hari.
Sementara itu, untuk asupan karbohidrat, kita sebaiknya mengonsumsi jenis makanan berkarbohidrat yang sehat seperti nasi merah, ubi-ubian, jagung, dan roti gandum, khususnya saat makan sahur. Dengan demikian, kita bisa menjaga berat badan tetap ideal sekaligus menjaganya dari penyakit diabetes.
Itulah beberapa tips untuk mengatur pola tidur dan uraian tentang pembagian porsi makanan yang tepat selama menjalankan puasa Ramadan. Semangat berpuasa!
Referensi:
https://www.halodoc.com/artikel/porsi-yang-tepat-saat-berbuka-puasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H