Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pola Pikir Seorang Muslim Penggenggam Dunia

23 Februari 2024   16:47 Diperbarui: 23 Februari 2024   16:49 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara Seorang Muslim Menggapai Impian 

Bagaimana Islam mengajarkan kita untuk meraih dua tujuan ini sekaligus? Pada prinsipnya, Islam mengajarkan sistem keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam bentuk yang lebih nyata, kita dianjurkan bekerja untuk dunia seolah akan hidup selamanya, dan bekerja untuk akhirat seolah kita akan mati besok.

Manifestasinya dalam kehidupan, misalnya orang kaya diperintah membantu yang miskin, tapi orang miskin dianjurkan berusaha untuk tidak mengandalkan hidup kepada yang kaya.

Saat kita bekerja di sawah, di ladang, di pasar, atau di kantor, anggap kita akan hidup selamanya agar timbul gairah kerja. Namun, ketika sudah saatnya salat, anggap kita akan mati besok supaya timbul rasa khusyuk.

Meski begitu, kita tetap harus memperhatikan yang menjadi titik tekannya. Islam memang mengajarkan sistem keseimbangan, tetapi Al-Qur'an tetap menggarisbawahi bahwa akhirat itu lebih utama daripada dunia.

Analoginya seperti saat kita menanam padi, rumput pasti tumbuh. Namun, jika kita menanam rumput, sampai kapan pun tidak akan tumbuh padi.

Sama halnya seperti satu perbuatan yang kita niatkan karena Allah, dunia pasti mengikuti. Akan tetapi, kalau satu perbuatan diniatkan karena dunia semata, akhirat akan hilang. Maka, mari kita biasakan diri dalam berbuat sesuatu, baik untuk tujuan jangka pendek, lebih-lebih untuk tujuan jangka panjang, dengan motif lillahi ta'ala.

*Tulisan ini merupakan rangkuman dari ceramah Almarhum Ustadz K.H. Zainuddin MZ.

Sumber: https://youtu.be/j6I7vUrJ7MY?si=QxpMRJVbkSa2ty_l

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun