Kompleks Taman Proklamasi (Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat), yang ketika itu adalah Jalan Pegangsaan Timur No. 56 menjadi rumah tinggal Bapak Proklamator. Di tempat ini pula, Fatmawati, istri Presiden Sukarno menjahit bendera merah putih yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
 Tugu Proklamasi diresmikan pada 7 Agustus 1972 oleh Menteri Penerangan periode 1968-1973, Miriam Budiardjo. Selain Tugu Proklamasi, ada juga objek penting lainnya seperti Tugu Petir, Patung Soekarno-Hatta, dan Tugu Wanita.
2. Pelabuhan Sunda Kelapa
Berbicara soal sejarah Indonesia, rasanya belum lengkap bila tidak menyertakan situs-situs warisan maritim Nusantara di dalamnya.
Di Jakarta, jejak para pelaut ulung nan tangguh dari kepulauan Nusantara itu dapat ditelusuri oleh keberadaan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Memulai masa keemasannya sejak abad ke-5 hingga abad ke-12, nama Pelabuhan Sunda Kelapa kian populer di telinga masyarakat dunia.
Keberadaan Pelabuhan Sunda Kelapa sekaligus menandai titik balik lahirnya Jakarta pada 22 Juni 1527. Pada tahun tersebut, di bawah komando Fatahillah, kesuksesan Kesultanan Demak (1475-1554 M) yang dibantu tentara Cirebon dalam mengusir Portugis berbuah penggantian nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.Â
Kesultanan Banten secara resmi didirikan pada awal abad ke-16 sebagai manifestasi dari penyebaran Islam dan kemenangan gemilang pasukan Demak atas Portugis.
Sebelum Islam tersebar di Banten, daerah itu merupakan bagian dari Kerajaan Pajajaran (923-1579 M), yang meminta kerjasama dengan Portugis yang telah berkuasa di Malaya.
Dari kerja sama ini, Pajajaran berharap dapat bantuan Portugis untuk membendung Islamisasi dari Kesultanan Cirebon (1430-1666 M) yang sudah mencapai Jawa bagian barat.
Menurut catatan sejarah, aktivitas perdagangan di Pelabuhan Sunda Kelapa mulai hidup pada abad ke-15 di bawah Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan kepercayaan Hindu kala itu.
Letak geografis yang sangat strategis mengundang para pedagang dari penjuru Nusantara maupun belahan negara lain, seperti Tiongkok, Arab, Jepang, India, Inggris, Portugis, dan Belanda untuk datang ke lokasi ini.