Urusan Papa Minta Saham dianalisa di grup selama tiga jam. Di saat yang bersamaan, Iqra' tiga jam belum juga tamat-tamat. Kira-kira apa manfaatnya? Tidak ada.
Jadi, kalau kita termasuk orang-orang seperti itu, kita harus berhati-hati karena jangan-jangan Allah sedang menelantarkan kita. Allah menelantarkan kita bukan melulu dengan menimpakan kemiskinan pada seseorang karena miskin termasuk salah satu bentuk dari ujian-Nya.
Buktinya Abu Hurairah miskin dalam hal kepemilikan materi. Begitu juga dengan Bilal bin Rabah, tapi mereka tidak melalaikan Allah Subhana wa Ta'ala. Waktu mereka sangat padat untuk urusan-urusan besar.
Cerita lainnya tentang sebagian ulama terdahulu yang tengah mengikuti pada sebuah majelis. Tiba-tiba tinta pulpen yang digunakan untuk mencatat habis. Lalu dia bersuara. "Siapa yang mau menjual pulpennya kepadaku dengan dua dinar (Rp4 juta)?"
Seseorang kemudian menimpali bahwa harga tersebut terlalu mahal. Apa jawaban ulama tersebut?
"Harga itu lebih murah dari pada saya harus ke luar untuk membeli pulpen. Waktu itu mahal. Bagi saya  kehilangan empat juta asal mendapat waktu untuk mengikuti majelis seperti ini, tidak tertinggal untuk mencatat , tidak melewatkan penjelasan sang syekh, itu lebih mahal."
Semoga kita menjadi bagian dari manusia yang senantiasa memanfaatkan di dunia dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu, kita tidak menderita pada saat harus mempertanggungjawabkan di akhirat kelak atas segala hal yang sudah kita lakukan selama ini.
*Tulisan ini merupakan rangkuman dari ceramah Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri dengan judul asli "Cerdas dalam Membagi Waktu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H