Itu baru tentang istri dan anak. Belum lagi jika kita berbicara soal (waktu untuk membaca)Â mushaf, kitab sahih Bukhari, kitab sahih Muslim, dan kita juga belum berbicara kitabul Tauhid.
Kita sebagai umat Islam mesti berpikir, kalau salat saja tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menjustifikasi (pembelaan) seseorang yang tidak menunaikan hak keluarga, apalagi interaksi kita yang berlebihan di sosial media lewat gadget di tangan kita.
Memang tidak ada yang salah dengan bermain sosial media, tapi jangan lupakan juga bahwa salat menjadi syarat wajib bagi keislaman seseorang, dari pada interaksi kita yang berlebihan pada gadget, begitu pula dengan kewajiban untuk menuntut ilmu (agama).
Kerugian Bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktunya
Pembagian waktu itu sangat penting karena Allah akan mempertanyakan hingga menuntut perihal bagaimana kita menghabiskan waktu selama hidup di dunia.
Di hari kiamat kelak, kaki yang kita miliki tidak akan beranjak dari sisi Allah sampai kita ditanya tentang empat perkara yang dua di antaranya adalah: waktu kita habis untuk apa, bagaimana kita menghabiskan masa muda. Itu merupakan bentuk pengulangan atau penekanan karena masa muda merupakan bagian dari waktu hidup kita.
Tidak berhenti pada pertanyaan Allah di atas, jika selama hidup di dunia kita lebih disibukkan dengan gadget dari pada memberi perhatian lebih pada anak-anak dan istri, maka bersiaplah menanggung tuntutan mereka di hadapan Tuhan Yang Maha Adil dan Maha Pemberi Balasan.
Kita boleh punya grup dari aplikasi apa pun, tapi tidakkah sedikit manfaat, kalau enggan dikatakan tidak ada, dengan kita begitu aktif di sana sedangkan isi percakapannya hanya haha hihi.Â
Untuk apa juga kita banyak disibukkan oleh sekadar urusan mendapat atau tidak likes dan comment dari orang lain, sedangkan anak kita jarang atau tidak pernah mendapatkan didikan dari orangtuanya?
Tentu saja ada pengecualian untuk interaksi langsung dengan teman, atasan, dll, tapi sebagai seorang Mukmin tetap harus memperhatikan kaidah-kaidah tertentu dalam berhubungan dengan orang lain.
Pasalnya, Nabi Muhammad Shalallahu 'Alihi wa Sallam mengatakan, terlalu banyak tertawa dapat dapat membuat hati menjadi keras dan mati.