Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

8 Cerita Menarik tentang Robbert Oppenheimer, 'Bapak Bom Atom' Dunia

20 Juli 2023   05:37 Diperbarui: 8 Agustus 2023   05:39 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diibakar oleh api kecemburuannya, Oppenheimer mungkin telah bertindak terlalu jauh. Seorang teman lamanya, Francis Fergusson, mengklaim bahwa Oppenheimer pernah mengakui bahwa dia mencampurkan apel dengan bahan kimia berbahaya dan menaruhnya di meja Blackett.

Namun, tidak ada bukti jelas tentang klaim Fergusson tersebut --- dan cucu Oppenheimer, Charles Oppenheimer, membantah bahwa kakeknya pernah melakukan tindakan itu. Namun jika memang ada apel beracun, Blackett tidak pernah memakannya.

Dikatakan bahwa Oppenheimer dikeluarkan dari sekolah dan kemungkinan adanya tuntutan pidana, sebelum ayahnya turun tangan dan bernegosiasi agar putranya dimasukkan ke dalam masa percobaan akademik.

4. Presiden Truman menyebutnya cengeng

Robert Oppenheimer ketika diwawancarai
Robert Oppenheimer ketika diwawancarai

Dalam suasana santai. Oppenheimer memang sangat persuasif, tetapi dia memiliki kecenderungan buruk untuk menyerah saat di bawah tekanan.

Hanya dua bulan setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Oppenheimer bertemu dengan Presiden Harry S. Truman di Oval Office untuk membahas keprihatinannya tentang kemungkinan perang nuklir di masa depan dengan Uni Soviet.

Truman menepis kekhawatiran Oppenheimer, lalu meyakinkan fisikawan itu bahwa Soviet tidak akan pernah bisa mengembangkan bom atom.

Geram karena ketidaktahuan sang presiden, Oppenheimer meremas tangannya dan berkata dengan suara rendah, "Tuan Presiden, saya merasa tangan saya berdarah."

Truman sangat marah mendengar ucapannya ini, dan segera mengakhiri pertemuan tersebut. "Darah di tangannya, sial - darah di tangannya masih tak sebanyak darah di tangan saya," kata Truman. Truman kemudian memberi tahu menteri luar negerinya, Dean Acheson, "Saya tidak ingin melihat b******n itu di kantor ini lagi."

Pada tahun 1946, Truman kemudian menulis pada bahwa bapak bom atom adalah seorang "ilmuwan cengeng" yang datang ke "kantor saya sekitar lima atau enam bulan yang lalu, dan menghabiskan sebagian besar waktunya meremas-remas tangannya dan memberi tahu saya bahwa mereka menjadi berdarah karena penemuan energi atom."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun