Pasalnya, kebudayaan adalah pondasi yang paling kokoh dari kemajuan jangka panjang yang ingin kita raih. Salah satu instrumen budaya bangsa Indonesia yang perlu kita pertajam lagi ialah gotong royong.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Gelombang Ketiga Indonesia
Kelebihan:
Kecerdasan penulis telah mampu membuat siapa saja terpana dan tidak jemu dalam membaca setiap sajian ide yang belum pernah diberikan oleh siapa pun di negeri ini.
Hal ini kemungkinan besar ditenggarai oleh proses pengembaraan Anis Matta selama puluhan tahun di kancah perpolitikan tanah air, juga sebagai tokoh Islamis moderat, sehingga itu semua banyak mendatangkan kedewasaan dan kematangan terhadap cara pandangnya sendiri maupun dalam merumuskan kebutuhan negeri.
Di samping itu, pembaca seolah-olah sedang dibawa langsung ke dalam perjalanan sejarah maupun realitas masa depan yang sedang dituju bangsa ini.
Selain disajikan dengan gaya bahasa ringan - meskipun tidak menghilangkan sama sekali kadar intelektualitasnya, buku ini secara penuh menggunakan perspektif ke-Indonesiaan yang semakin menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi pembacanya.Â
Terakhir, yang juga perlu digarisbawahi adalah tentang gagasan penulis yang beranggapan bahwa bentuk polarisasi politik kanan, kiri warisan Barat terbukti tidak sesuai dan tidak lagi relevan dengan karakteristik dan budaya masyarakat Indonesia, yaitu gotong royong.
Oleh karena itu, dalam menuju cita-cita negara dan bangsa dengan peradaban unggul, persatuan dari seluruh elemen bangsa ini adalah harga mati, tanpa membeda-bedakan ras, agama, orientasi politik, dan hal lainnya yang menjadikan masyarakat selama ini terkotak-kotak.
Kekurangan:
Hemat saya karya Anis Matta ini nyaris tanpa celah untuk selain harapan saya agar visi dari buku Gelombang Ketiga Indonesia ini bisa disebarluaskan secara masif untuk kemudian dibaca dan dipahami masyarakat Indonesia. Buku ini adalah jawaban dari segala pertanyaan yang kita cari.