Mohon tunggu...
Politik

Keterlibatan Empat Partai Baru pada Pemilu 2019

6 Maret 2018   22:07 Diperbarui: 6 Maret 2018   22:48 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wartakota.tribunnews.com

Pemilihan umum yang akan diadakan secara serentak pada tahun 2019 mendatang melibatkan 15 partai dan empat diantaranya adalah partai baru yang siap memberikan "gebrakan" baru pada dunia politik Indonesia.

Tahun 2019 mendatang menjadi tahun dimana akan dilaksanakan pemilu secara serentak, yaitu pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, DPD, serta Presiden dan Wakil Presiden. Kegiatan pemilu direncanakan akan diadakan pada tanggal 17 April 2019 mendatang (Detik.com, 2017)

Tahapan sudah mulai dilakukan semenjak tahun 2017 silam. Beberapa daerah seperti Jawa Tengah juga sudah mulai pemilihan pada tahun 2018 ini.

Seperti halnya pemilu yang telah dilakukan sebelumnya, ada beberapa partai yang akan mengikuti Pemilu 2019. Partai-partai yang hendak menjadi bagian dari pemilu harus memenuhi beberapa syarat yang diberikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar lolos.

Berdasarkan berita dari Kompas.com (2018), Komisi Pemilihan Umum (KPU) meloloskan 14 partai dalam Pemilu 2019 yang akan datang, dari jumlah 16 partai yang mendaftar.

Partai Bulan Bintang (PBB) menjadi salah satu partai yang pada awalnya tidak lolos oleh KPU, namun berkat perjuangan setiap anggotanya, partai ini akhirnya lolos verifikasi untuk maju dan menjadi bagian dari Pemilu 2019 mendatang (Tempo.co, 2018).

Jadi jumlah partai yang bergabung pada Pemilu 2019 menjadi 15 partai dari 16 partai yang mendaftar.

Diantara 15 partai yang lolos, terdapat empat partai baru yang siap "menggebrak" dunia politik. Empat partai baru tersebut adalah Partai Persatuan Indonesida (Perindo), Partai Berkarya, Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Empat partai baru ini mulai berkancah di bidang politik lebih kurang lima tahun belakangan. Upaya yang dilakukan partai baru ini dalam menarik perhatian masyarakat cukup besar dan berhasil. Salah satu faktornya karena pendirinya berasal dari berbagai bidang yang sudah tidak asing namanya. 

Disamping itu, partai-partai ini tetap menjunjung tinggi ideologi Pancasila, seperti yang dibutuhkan negara Indonesia.

Partai Persatuan Indonesia (Perindo)

Banyak masyakarat yang sudah mengenal partai baru yang didirikan oleh pengusaha media MNC Group, Hari Tanoesoedibjo ini. Sekretaris Jenderal Partai Perindo, Ahmad Rofiq, mengatakan bahwa memenangkan Pemilu 2019 adalah suatu keharusan bagi partai baru ini, minimal satu kursi pada setiap tingkatan.

Partai Perindo mengaku memiliki banyak strategi untuk menarik perhatian masyarakat. Salah satunya adalah meningkatkan popularitas melalui media. Melalui jaringan MNC, yang juga dimiliki oleh Hari Tanoesoedibjo, partai baru ini memanfaatkan kesempatannya. Iklan Partai Perindo kerap kali muncul pada setiap jeda pariwara di stasiun-stasiun televisi dari MNC Group (Merdeka.com, 2018).

Partai ini yang dulunya dianggap memiliki pendapat yang berlawanan dengan Jokowi, mengaku akan mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden 2019 mendatang.

Partai Berkarya

Partai Berkarya didirikan oleh salah satu anak dari mendiang Soeharto, Tommy Soeharto, pada tahun 2016 silam. Partai ini didominasi oleh mantan kader dari Partai Golkar, namun bukan bertujuan untuk memberi perlawanan pada Partai Golkar.

Partai Berkarya memiliki tujuan yaitu ingin memunculkan kembali semangat berkarya seperti pada saat zaman Order Baru.

Sekjen Partai Berkarya mengatakan bahwa target pada Pemilu 2019 ini setidaknya ada satu kursi per dapil di semua tingkatan.

Partai baru ini juga akan mengadakan sekolah politik untuk para internal, agar sumber daya manusianya lebih memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai politik.

Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda)

Partai ini merupakan partai baru yang belum sering didengar maupun dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini diakui oleh Ketua Partai Garuda, Ahmad Ridha Sabana. Ia mengatakan bahwa memang partai ini melakukan gerakan dengan tenang dan tidak ingin "gembar-gembor" (Tempo.co, 2018)

Lolos verifikasi untuk mengikuti Pemilu 2019 adalah sebuah impian terbesar bagi partai yang lahir pada April 2015 ini.

Partai baru ini berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan hati rakyat. Strategi yang digunakan adalah dengan mengajak para pemuda untuk bergabung dengan partai baru ini. Strategi "menggaet" para pemuda karena mereka dianggap lebih mandiri dan memiliki niat yang besar untuk memperbaiki bangsa Indonesia.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Partai baru yang satu ini berdiri berdasarkan kekecewaan terhadap partai-partai senior. PSI menganggap bahwa partai senior kurang melibatkan perempuan dalam bidang politik.

Maka dari itu, Partai Solidaritas Indonesia mengajak anak-anak muda dan perempuan-perempuan Indonesia, yang sebelunya dianggap remeh dalam kehidupan politik, untuk bergabung dan memberi gebrakan baru dalam kancah politik.

Ketua DPP PSI, Isyana, mengatakan bahwa kepentingan dan keterwakilan perempuan akan lebih dihargai ketika diperjuangkan oleh perempuan secara langsung. Maka dari itu, partai ini memiliki angka keterwakilan perempuan tertinggi dibandingkan dengan partai yang lainnya, yaitu sebanyak 66,6%.

Ia juga mengatakan bahwa harapannya untuk partai baru ini adalah mendapat 20% kursi di DPR. Selain itu juga PSI mengaku akan mendukung 100% Jokowi pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

Partisipasi Masyarakat

Pemilu 2019 mendatang sangat bergantung pada partisipasi dari masyarakat Indonesia. Masyarakat menginginkan negara yang maju, maka masyarakatlah yang juga harus membuat keputusannya.

Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan hak suara yang dimiliki masing-masing warga negara Indonesia.

Pemilu 2019 yang dilakukan secara serentak ini juga dianggap akan sukses seperti negara maju lainnya. Walaupun dilakukan secara serentak, Pemilu 2019 diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan tanpa konflik. Dibalik itu, pemerintah tetap membutuhkan partisipasi masyarakat dalam melancarkan kegiatan politik ini (Kompas.com, 2017).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun