Ketika mendengar cerita tentang seseorang yang gagal bunuh diri, entah karena ditemukan orang atau karena dia memberitahu orang lain tentang rencananya, hampir pasti saya mendengar komentar seperti ini:
"Mau mati kok bilang-bilang? Gak bener-bener pengen mati itu. Kalau mau mati ya langsung aja. "
Atau
"Nyayat di pergelangan tangan sih mana bakal mati."
Atau
"Ah orang bego itu. Iya mending mati aja, berkurang satu orang lemah di dunia ini."
Saya sering tidak bisa mempercayai mata dan telinga saya ketika membaca atau mendengar komentar seperti di atas. Are you f**king serious? Di mana rasa kemanusiaannya? Apakah kalian tidak memikirkan perasaan keluarga yang harus menghadapi kejadian seperti itu? Apakah tidak pernah terlintas dalam pikiran kalian apa yang kira-kira terjadi dalam hidup orang itu sampai dia ingin mati?Â
Secara natural, tidak ada orang yang benar-benar ingin mati. Jika seseorang sampai ingin mengakhiri hidupnya berarti dia sudah kewalahan menghadapi hidup ini, dia merasa melanjutkan hidup di dunia lebih banyak membawa keburukan atau kesedihan dibandingkan dengan mengakhiri hidupnya.Â
Dia lebih memilih resiko pergi menuju ke suatu tempat yang belum dia ketahui karena dia berharap mungkin di dunia orang mati segalanya jauh lebih baik daripada di dunia. Betapa gelapnya hidup seseorang sampai dia memiliki pikiran seperti itu.
Bukti lain yang menunjukkan bahwa bangsa dan negara kita sama sekali tidak menganggap hal ini penting adalah tidak adanya sarana dari pemerintah untuk menolong orang-orang dengan keinginan bunuh diri. Indonesia belum mempunyai hotline atau lembaga yang bisa dihubungi bila ada seseorang yang ingin bunuh diri.Â
LSM juga belum banyak yang bergerak di bidang ini. Saya baru menemukan satu yaitu Komunitas Into The Light. Sulit bagi satu LSM untuk mengatasi permasalahan bunuh diri di satu negara seluas ini tanpa ada dukungan dari pihak-pihak lain termasuk pemerintah dan masyarakat luas.