“udah Pak Dedy, gimana mbak Jeann? Udah siap?”
“udah koq, dia sudah siap” potong om Dedy.
Apa-apaan ini pikirku, apa om Dedy mau menjualku pada pria ini? Aku masih diam tak mengerti
“jadi kapan bisa dimulai Heng?”
“besok juga sudah boleh koq pak”
“baiklah, besok kami akan kembali lagi kesini”
“baik pak”
Kami bersalaman lalu berlalu meninggalkan ruangan pria kemayu itu.
“ada apa sich nich om, aku mau dijual ya?”
“hahahaha, apa-apaan sich kamu? Koq dijual? Emang kamu benda apa”
“yah terus ngapai dong om, kasi tau aku dong” rengekku pada om Dedy